Dari Imunisasi hingga Kunjungan Rumah, Posyandu Melati 2 Desa Embalut Lebih Aktif

CAPTION:Gedung baru Posyandu Melati 2 Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
TENGGARONG – Posyandu Melati 2 Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara kini memasuki babak baru dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Memiliki gedung baru, Posyandu ini tidak hanya menjadi pusat layanan kesehatan rutin bagi ibu dan anak, tetapi juga lebih proaktif dan terintegrasi dengan berbagai program kesehatan lainnya.
Mepala Desa Embalut, Yahya, mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh kader Posyandu, tokoh masyarakat, serta pihak terkait yang telah bekerja keras dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
“Posyandu terintegrasi ini bukan sekadar tempat pelayanan, tetapi juga pusat pemantauan kesehatan yang lebih luas,” kata Yahya, Kamis (13/3/2025).
“Dengan adanya dukungan dari Puskesmas dan PKK, kami berharap kader Posyandu dapat lebih aktif dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat, baik melalui kegiatan rutin maupun kunjungan langsung ke rumah-rumah warga yang membutuhkan,” sambungnya.
Sebagaimana diketahui, Posyandu dikenal sebagai tempat penimbangan bayi dan balita serta pemberian imunisasi. Namun, dengan konsep Posyandu Terintegrasi, perannya semakin berkembang.
Kini, Posyandu Melati 2 tidak hanya berfokus pada bayi dan balita, tetapi juga melakukan deteksi dini terhadap berbagai permasalahan kesehatan di masyarakat.
Beberapa program utama yang menjadi fokus Posyandu Melati 2 antara lain Pemantauan Ibu Hamil Berisiko Tinggi.
Posyandu kini lebih aktif dalam mendeteksi ibu hamil yang memiliki risiko tinggi, seperti hipertensi, anemia, atau kekurangan gizi. Dengan pemantauan yang lebih ketat, diharapkan angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan.
Kemudian, Pencegahan Stunting dan Masalah Gizi. Salah satu fokus utama dari transformasi ini adalah menurunkan angka stunting di Desa Embalut. Dengan melakukan pemantauan gizi lebih intensif serta memberikan edukasi kepada orang tua, diharapkan kasus stunting dapat diminimalkan.
Lalu, Layanan Kesehatan Lansia dan Penyakit Tidak Menular (PTM). Kini, Posyandu tidak hanya melayani ibu dan anak, tetapi juga mulai menjangkau lansia serta masyarakat dengan penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi. Pemeriksaan tekanan darah serta edukasi pola hidup sehat menjadi bagian dari program ini.
Selanjutnya, Kunjungan Rumah bagi Warga yang Membutuhkan. Tidak semua warga dapat datang langsung ke Posyandu, terutama mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas.
“Oleh karena itu, kader Posyandu Melati 2 kini lebih aktif melakukan kunjungan rumah untuk memberikan layanan kesehatan dasar dan pendampingan,” tambah Yahya.
Yahya menegaskan bahwa transformasi ini tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar Posyandu benar-benar bisa menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan primer di masyarakat.
“Saya mengajak seluruh stakeholder, mulai dari Camat, Kepala Desa, PKK, RT, RW, hingga tenaga kesehatan, untuk bersama-sama memahami dan mendukung Posyandu terintegrasi ini. Dengan kolaborasi yang erat, kita bisa memastikan manfaat Posyandu benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, Kepala Desa juga meminta Puskesmas dan Puskesmas Pembantu untuk terus mengawal transformasi layanan primer ini agar berjalan sesuai harapan.
Dengan pendampingan yang tepat, kader Posyandu dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam memberikan layanan yang lebih baik.
Selain menjalankan layanan rutin, Yahya juga menantang kader Posyandu Melati 2 untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan. Setiap desa memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, sehingga penting bagi Posyandu untuk fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat setempat.
Beberapa inovasi yang bisa dilakukan antara lain:
Pembuatan aplikasi atau sistem pencatatan digital untuk memantau pertumbuhan anak dan kondisi kesehatan warga secara lebih efektif.
Kelas edukasi kesehatan bagi ibu hamil dan balita yang tidak hanya berfokus pada pemberian makanan bergizi, tetapi juga pola asuh yang baik.
Dan, Program Posyandu Keliling bagi warga yang tinggal jauh dari pusat layanan, sehingga mereka tetap bisa mendapatkan akses kesehatan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Posyandu Melati 2 Desa Embalut kini menjadi model bagi pelayanan kesehatan berbasis komunitas yang lebih proaktif dan terintegrasi. Diharapkan ke depannya, konsep ini dapat terus berkembang dan diadaptasi oleh desa-desa lain di wilayah sekitar. (*)