Desa Mulawarman Genjot Produksi Padi, 400 Hektar Sawah Mulai Digarap

CAPTION: Petani di Desa Mulawarman melakukan penanaman perdana bersama Bupati Edi Damansyah. (ist)
TENGGARONG – Para petani di Desa Mulawarman, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara kini memasuki babak baru dalam pengelolaan pertanian.
Areal persawahan seluas 400 hektar yang mulai dibuka sejak Januari 2025 kini telah memasuki tahap penanaman perdana. Kegiatan ini melibatkan tiga Kelompok Tani (Poktan) utama di desa tersebut, yaitu Sari Makmur, Losai Jaya, dan Sari Bunga.
Kepala Desa Mulawarman, Mulyono, menyampaikan apresiasi atas semangat para petani yang terus berupaya meningkatkan hasil pertanian di wilayahnya.
“Hari ini merupakan penanaman perdana padi sawah jenis MR oleh ketiga Poktan. Ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan produksi pangan serta ketahanan pangan di Desa Mulawarman,” ungkapnya, Kamis (13/3/2025).
Pembukaan lahan persawahan ini merupakan upaya masyarakat setempat untuk mengoptimalkan potensi pertanian yang selama ini masih terbatas.
Dengan adanya perluasan lahan ini, para petani berharap dapat meningkatkan hasil panen sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional.
Dalam mendukung program ini, pemerintah desa dan instansi terkait berkomitmen untuk memberikan bantuan serta pendampingan teknis kepada para petani.
Kepala Desa Mulawarman, Mulyono, menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya memfasilitasi kebutuhan petani, termasuk perbaikan infrastruktur pertanian.
“Kami memahami bahwa selain semangat petani, keberhasilan pertanian juga bergantung pada faktor lain seperti ketersediaan air, sistem irigasi, pupuk, serta teknologi pertanian yang lebih modern,” ujar Mulyono.
“Oleh karena itu, kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait agar kebutuhan petani bisa terpenuhi,” tambahnya.
Selain itu, Mulyono juga mengajak seluruh warga untuk ikut mendukung program ini, baik dengan bergabung dalam kelompok tani maupun dengan memberikan dukungan lainnya.
“Kami ingin pertanian di Desa Mulawarman ini semakin maju dan mandiri. Jika semua pihak ikut berkontribusi, saya yakin hasil panen tahun ini akan sangat memuaskan,” tambahnya.
Meski optimisme tinggi, para petani juga menghadapi berbagai tantangan dalam proses penanaman dan pengelolaan sawah. Salah satu kendala utama adalah ketersediaan air untuk irigasi, terutama saat musim kemarau.
Oleh karena itu, petani berharap adanya solusi jangka panjang seperti pembangunan irigasi yang lebih baik serta bantuan alat pertanian yang lebih modern.
Selain itu, harga pupuk dan pestisida yang terus meningkat juga menjadi perhatian utama. “Kami berharap pemerintah bisa membantu dalam hal subsidi pupuk dan akses pasar yang lebih luas. Jika harga jual padi stabil, maka petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih layak,” ujar Supriyadi.
Terlepas dari tantangan tersebut, semangat petani Desa Mulawarman tetap tinggi. Dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik antara petani, pemerintah, serta pihak swasta, diharapkan program ini bisa menjadi contoh sukses bagi daerah lain dalam meningkatkan sektor pertanian.
Keberhasilan program ini akan menjadi tolok ukur bagi pengembangan sektor pertanian di Desa Mulawarman.
Jika 400 hektar lahan ini dapat menghasilkan panen yang melimpah, maka Desa Mulawarman dapat berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan lokal serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Ke depan, para petani juga berharap adanya inovasi dalam pertanian, seperti penerapan sistem pertanian cerdas (smart farming), penggunaan teknologi irigasi yang lebih efisien, serta pengolahan hasil pertanian agar memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Dengan semangat gotong royong dan kerja sama yang kuat, Desa Mulawarman siap menjadi sentra pertanian yang maju dan berdaya saing. Penanaman perdana ini bukan hanya awal dari musim tanam, tetapi juga awal dari perubahan besar menuju pertanian yang lebih modern, produktif, dan berkelanjutan. (*)