ADV PEMKAB PPU Kutai Kartanegara

Tak Ada Lagi Kasus Baru! Kukar Kebut Program Pencegahan Stunting

CAPTION: Bupati Edi Damansyah tengah memberikan makanan tambahan untuk cegah stunting. (Ist)





TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menargetkan tidak ada lagi penambahan kasus stunting baru mulai tahun ini.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah daerah semakin memperketat upaya pencegahan dan penanganan stunting, mulai dari edukasi gizi hingga deteksi dini pada keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting.

Target ambisius ini dicanangkan mengingat tren penurunan angka stunting di Kukar yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di Kukar mengalami penurunan dari 27,1 persen pada 2022 menjadi 17,6 persen pada 2023, dan kembali turun menjadi 14,6 persen pada 2024.

Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menegaskan bahwa stunting merupakan permasalahan serius yang harus ditangani bersama demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Kita sepakat bahwa stunting merupakan masalah yang harus mendapat penanganan bersama untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Maka selain terus menurunkan angka stunting, kita juga berupaya agar ke depan tidak ada lagi penambahan kasus baru,” ujar Sunggono, Senin (17/5/2025).

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Kukar bersama pemangku kepentingan telah menjalankan berbagai program kolaboratif dengan berbagai pihak dalam upaya menangani stunting.

Kerja sama yang telah berjalan selama beberapa tahun ini terbukti membuahkan hasil, dengan angka prevalensi yang terus menurun.

Guna mencapai target nol kasus stunting baru, Pemkab Kukar terus memperkuat intervensi spesifik dan intervensi sensitif dalam penanganan stunting.

Beberapa strategi utama yang terus digencarkan meliputi Edukasi dan Sosialisasi Gizi Seimbang.
Pemkab Kukar terus menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat, terutama kepada ibu hamil dan keluarga berisiko, tentang pentingnya asupan gizi seimbang untuk mencegah stunting pada anak.

Lalu, Deteksi Dini dan Pemantauan Kesehatan Ibu dan Anak. Melalui kader posyandu dan tenaga kesehatan, pemerintah melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu hamil serta balita guna mencegah dan menanggulangi kasus stunting sedini mungkin.

Pemberian Bantuan Pangan Bergizi. Program bantuan pangan bagi keluarga miskin dan rentan, termasuk pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita yang mengalami gizi buruk.

Akses Sanitasi dan Air Bersih. Selain faktor gizi, Pemkab Kukar juga berfokus pada peningkatan akses air bersih dan sanitasi layak untuk mencegah infeksi yang dapat memperburuk kondisi kesehatan anak dan berisiko menyebabkan stunting.

Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting. Melalui tim pendamping keluarga (TPK), pemerintah memberikan bimbingan dan monitoring bagi keluarga yang berisiko tinggi melahirkan anak dengan kondisi stunting.

Selain melibatkan berbagai instansi pemerintah, Sunggono juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya mencegah stunting.

Ia mengajak seluruh pihak, termasuk akademisi, dunia usaha, dan komunitas, untuk bersinergi dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri, ini adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus saling mendukung agar target nol kasus stunting bisa terwujud,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Kukar optimistis dengan langkah-langkah yang telah diambil, target nol kasus stunting dapat tercapai dalam waktu dekat.

Dengan terus memperkuat program intervensi dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing dalam era Indonesia Emas 2045. (*)