Balikpapan kesatuan bangsa

Pemerintah Balikpapan Tegur Pengibaran Bendera One Piece, Soroti Pentingnya Simbol Nasional

Balikpapan – Pengibaran bendera bertema One Piece yang marak di beberapa daerah, termasuk di Kota Balikpapan, mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Aksi ini menuai respons keras dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Balikpapan, Sutadi, yang menyayangkan tindakan tersebut. Sutadi menilai pengibaran bendera fiksi tersebut tidak mencerminkan semangat nasionalisme, terutama menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Saat bangsa ini memperingati perjuangan para pahlawan, justru ada yang memilih mengibarkan simbol fiksi dari budaya asing. Ini bukan soal suka atau tidak suka terhadap anime, tetapi soal penempatan simbol yang tepat di momen yang sakral,” ujar Sutadi, Senin (04/08).

Menurut Sutadi, pengibaran bendera pada bulan Agustus seharusnya menjadi simbol penghormatan terhadap perjuangan para pendiri bangsa. Ia mengkritik fenomena pengibaran bendera bajak laut dari serial anime One Piece yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai historis yang harus dijaga dalam peringatan kemerdekaan.

“Bendera Merah Putih adalah lambang resmi negara. Masyarakat harus memahami nilai historis dan nasional yang melekat di dalamnya,” lanjut Sutadi.

Fenomena pengibaran bendera anime ini, meskipun bukan hanya terjadi di Balikpapan, langsung mendapat perhatian besar di kota ini. Sutadi mengungkapkan bahwa pihaknya akan lebih aktif dalam memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga simbol-simbol negara, terutama pada saat peringatan kemerdekaan.

“Kalau dibiarkan, ini bisa jadi kebiasaan. Hari kemerdekaan harus dirayakan dengan penuh makna dan hormat. Bukan dengan mengibarkan simbol bajak laut meski hanya sekadar hiburan,” jelas Sutadi.

Ia juga menyoroti dampak budaya populer asing, yang kini semakin meluas di kalangan generasi muda. Menurutnya, meski budaya luar memberi hiburan, nilai-nilai kebangsaan harus tetap ditanamkan secara konsisten dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama pelajar.

“Generasi muda saat ini sangat terpapar budaya populer luar negeri, dan hal itu perlu diimbangi dengan penanaman nilai-nilai kebangsaan yang kuat. Semua pihak harus terlibat untuk memberi pemahaman kepada pelajar dan masyarakat umum tentang arti penting bulan kemerdekaan,” tambahnya.

Meski beberapa pihak yang terlibat dalam pengibaran bendera One Piece menyatakan bahwa mereka tidak bermaksud melecehkan nilai-nilai kebangsaan, dengan alasan sekadar hiburan dan ekspresi kesenangan terhadap tokoh fiksi favorit, hal ini tetap memicu keprihatinan.

“Kami menegaskan komitmen untuk menjaga marwah kemerdekaan dan meminta seluruh lapisan masyarakat turut menjaga nilai-nilai nasionalisme. Perayaan HUT ke-80 RI harus menjadi momentum memperkuat identitas bangsa. Bukan malah dibayang-bayangi budaya asing yang salah tempat,” tutup Sutadi. (deb)