Perkuat Perlindungan Anak dari Kejahatan Siber, Pemkot Balikpapan Fokus pada Edukasi Keluarga

Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan menegaskan komitmennya dalam melindungi anak-anak dari ancaman kejahatan siber yang kian marak. Upaya ini ditempuh melalui pendekatan edukatif dan preventif berbasis keluarga, dengan menekankan pentingnya literasi digital di kalangan orang tua sebagai garda terdepan perlindungan.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menyampaikan bahwa kejahatan siber terhadap anak bukan lagi isu masa depan, melainkan ancaman nyata yang terus berkembang seiring pesatnya penggunaan teknologi di kalangan anak dan remaja.
“Kami tidak tinggal diam melihat maraknya kasus kejahatan siber yang melibatkan anak. DP3AKB terus bergerak melalui edukasi langsung kepada masyarakat, terutama orang tua dan pendidik,” kata Bagus, Kamis (24/07).
Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) secara aktif menggelar berbagai kegiatan seperti workshop, pelatihan teknis, hingga diskusi kelompok terarah. Tujuannya, untuk membekali orang tua dengan kemampuan mengenali serta menangkal berbagai modus kejahatan digital yang menyasar anak-anak.
“Kami ingin orang tua memahami dengan jelas bagaimana internet bisa menjadi pintu masuk bagi pelaku kejahatan, mulai dari eksploitasi seksual hingga penyebaran konten berbahaya. Pemahaman itu penting agar mereka tidak lengah,” tegasnya.
Menurut Bagus, membangun ekosistem digital yang sehat harus dimulai dari rumah. Pembatasan akses semata tidak cukup tanpa diimbangi dengan komunikasi terbuka, kepercayaan, dan peningkatan kapasitas orang tua. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, keluarga, dan institusi pendidikan menjadi sangat krusial dalam menjaga anak-anak tetap aman saat berselancar di dunia maya.
“Kami ingin mendorong keluarga untuk terlibat aktif dalam kehidupan digital anak. Jangan biarkan anak menjelajahi dunia maya sendirian tanpa bimbingan. Kami percaya, keluarga cakap digital akan mampu melindungi anak dari kejahatan online,” tambahnya.
Ia juga menekankan peran penting sekolah dan komunitas sebagai mitra strategis dalam menumbuhkan budaya sadar digital di kalangan anak-anak. Literasi digital, menurutnya, harus menjadi tanggung jawab bersama dan disampaikan secara konsisten, terukur, serta mudah dievaluasi.
“Pendidik harus berperan sebagai penjaga sekaligus pembimbing. Kami libatkan guru dan komunitas agar mereka bisa menyampaikan materi ini secara berkelanjutan. Karena literasi yang kuat adalah benteng pertama,” tutup Bagus.
Dengan pendekatan kolaboratif yang mengedepankan edukasi keluarga dan pelibatan masyarakat, Pemkot Balikpapan berharap dapat menciptakan ruang digital yang aman, positif, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. (ADV)