
CAPTION: ILUSTRASI- Tambang batu padas.
TENGGARONG – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Makmur Raya di Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, tak henti berinovasi.
Setelah sukses menjalankan unit usaha penyediaan pakan ikan untuk mendukung sektor perikanan keramba, kini BUMDes tersebut mulai melirik potensi lain yang tak kalah menjanjikan: batu padas.
Kepala Desa Loa Raya, Martin, menyampaikan bahwa rencana ekspansi usaha ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menggali potensi sumber daya alam desa yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Kedepannya rencana kami akan membuka unit usaha baru, yakni penyediaan batu padas untuk bangunan. Kita punya potensi batu gunung eks tambang, jadi kita manfaatkan, dan BUMDes yang akan mengelolanya,” ujar Martin, Sabtu (22/3/2025).
Batu padas merupakan material bangunan yang cukup diminati, terutama untuk kebutuhan pondasi, dinding, maupun infrastruktur ringan lainnya. Dengan semakin meningkatnya pembangunan perumahan dan fasilitas umum di Kukar, permintaan terhadap material ini terus tumbuh.
Martin optimistis, pengelolaan batu padas secara profesional oleh BUMDes tidak hanya akan menambah sumber pendapatan asli desa (PADes), tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
BUMDes Makmur Raya sendiri telah aktif sejak tahun 2020 dan memulai langkah bisnisnya dari kebutuhan mendesak masyarakat: penyediaan pakan ikan. Hal ini didasari kondisi mayoritas warga Desa Loa Raya yang berprofesi sebagai petani keramba.
“BUMDes kami awalnya fokus di penyediaan pakan ikan karena banyak warga mengelola keramba di sungai, tapi mereka sering kekurangan pakan atau harganya tinggi. BUMDes hadir untuk menjembatani itu,” jelas Martin.
Usaha ini pun berkembang pesat dan menjadi roda penggerak utama ekonomi desa. Kini, dengan lini usaha baru di sektor material bangunan, Makmur Raya memperluas cakupan bisnisnya ke sektor konstruksi lokal.
Tak hanya fokus pada keuntungan ekonomi, BUMDes Makmur Raya juga membawa misi sosial: menjadikan warga sebagai pelaku utama pembangunan desa. Mulai dari produksi, distribusi, hingga operasional, semua akan melibatkan tenaga kerja lokal.
“Dalam pengelolaan BUMDes, kita melibatkan masyarakat. Tujuannya agar ekonomi tumbuh, tapi juga masyarakat punya peran langsung dan dapat manfaat nyata,” kata Martin.
Langkah ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat wirausaha warga, memperkuat ekosistem ekonomi lokal, dan mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar.
Martin menegaskan bahwa penguatan BUMDes adalah bagian dari visi besar untuk menjadikan Loa Raya sebagai desa mandiri yang mampu membiayai kebutuhan pembangunan dari potensi sendiri.
“Kita ingin BUMDes menjadi pilar desa mandiri. Dengan usaha yang berkembang, PADes meningkat, dan dari sana kita bisa jalankan program-program yang langsung dirasakan masyarakat,” tuturnya.
BUMDes Makmur Raya kini menjadi contoh bagaimana desa bisa memetakan potensi, merancang strategi bisnis, dan menjalankannya secara berkelanjutan dengan partisipasi masyarakat.
Transformasi dari penyedia pakan ikan hingga kini bersiap mengelola sumber daya tambang menjadi cermin kesiapan desa menghadapi tantangan zaman.
“Kemandirian desa bukan sekadar wacana. Kita sedang menjalankannya pelan-pelan di Loa Raya, dengan cara yang sesuai karakter dan potensi desa sendiri,” tutup Martin. (*)