Balikpapan DP3AKB Balikpapan

Peringatan HAN 2025, Pemkot Balikpapan Tekankan Kolaborasi untuk Masa Depan Anak yang Lebih Baik

Balikpapan – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Pemerintah Kota Balikpapan menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem pengasuhan dan perlindungan anak yang sehat dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Heria Prisni, dalam pernyataannya pada Senin (21/07).

Menurut Heria, peringatan HAN bukan sekadar momen seremonial tahunan, tetapi harus menjadi penggerak perubahan nyata yang berpihak pada anak. Ia menekankan bahwa generasi muda adalah investasi utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Kalau kita ingin mewujudkan Indonesia Emas 2045, maka investasinya dimulai dari hari ini. Yakni dengan memastikan anak-anak kita tumbuh sehat, cerdas, bahagia, dan terlindungi. Itu tentu memerlukan bantuan dari semua pihak dalam mewujudkannya,” ujarnya.

Heria menambahkan, pembangunan sumber daya manusia dimulai dari cara anak-anak diperlakukan oleh lingkungan terdekatnya. Oleh karena itu, perlu sinergi yang kuat antara keluarga, sekolah, masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah agar anak-anak memiliki ruang tumbuh yang aman dan mendukung.

“Anak-anak tidak tumbuh di ruang hampa. Mereka butuh dukungan dari lingkungan yang sehat, baik secara fisik maupun mental. Negara, dalam hal ini pemerintah daerah, wajib hadir untuk memastikan mereka terlindungi dari kekerasan, eksploitasi, dan segala bentuk diskriminasi,” jelasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya perubahan paradigma dalam pola pengasuhan. Pendekatan kekerasan atau tekanan, menurutnya, justru menjadi penghambat tumbuh kembang anak. Terlebih di era digital saat ini, orang tua dan pengasuh dituntut untuk lebih adaptif dan terbuka terhadap cara berpikir anak-anak.

“Sudah saatnya kita tinggalkan cara-cara lama yang menyakiti. Anak itu bukan miniatur orang dewasa, mereka punya cara berpikir dan merasa yang berbeda. Kita harus mulai mendengar suara mereka, memahami kebutuhan mereka, dan mendampingi tanpa menghakimi,” tuturnya.

Lebih jauh, Heria berharap peringatan HAN 2025 ini dapat menjadi momentum reflektif bagi semua elemen masyarakat untuk menilai sejauh mana komitmen dan kontribusi terhadap pemenuhan hak-hak anak. Ia juga mendorong agar peringatan ini diikuti dengan langkah nyata, mulai dari kebijakan, alokasi anggaran, hingga program-program yang benar-benar mendukung kepentingan anak.

“Jangan berhenti di seremoni. HAN harus jadi pemicu agar pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan lebih serius dalam menghadirkan kebijakan yang berpihak pada anak,” pungkasnya.

Dengan semangat tersebut, Balikpapan menegaskan komitmennya untuk menjadi kota yang ramah anak—di mana setiap anak memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal, dalam lingkungan yang penuh cinta, aman, dan mendukung masa depan mereka. (ADV)