DP3AKB Balikpapan Libatkan Anak dalam Upaya Cegah Bencana dan Ekstremisme Sejak Dini

Balikpapan – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan terus mengintensifkan peran anak sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan sosial yang aman dan tangguh. Melalui berbagai pelatihan dan forum edukatif, DP3AKB menanamkan nilai kesiapsiagaan terhadap potensi bencana serta meningkatkan kewaspadaan anak-anak terhadap paham ekstremisme sejak usia dini.
Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan, Umar Adi, menekankan pentingnya membentuk generasi muda yang tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga aktif menjaga lingkungannya. Menurutnya, anak-anak perlu diberikan ruang dan pengetahuan untuk berperan dalam menciptakan perubahan sosial yang positif.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya jadi penerima informasi, tetapi juga aktif menjadi agen perubahan di lingkungannya. Mereka harus peka terhadap potensi bencana dan mampu mengenali serta menolak paham-paham ekstrem sejak dini,” ujar Umar, Selasa (15/07).
DP3AKB menilai, keterlibatan anak sebagai pelapor dan penjaga nilai-nilai sosial sangat penting, terlebih di tengah tantangan yang semakin kompleks. Anak-anak yang tergabung dalam forum anak tidak hanya diberikan materi secara pasif, tetapi juga dilibatkan dalam simulasi, diskusi, dan kegiatan yang mendorong keberanian mereka menyuarakan kebenaran.
“Anak-anak harus berani menyuarakan yang benar. Termasuk jika melihat temannya mulai terpengaruh konten radikal di media sosial. Karena itu, mereka perlu pengetahuan terlebih dulu, baru bisa bersikap,” lanjutnya.
Dalam setiap kegiatan, DP3AKB menerapkan pendekatan partisipatif, membangun komunikasi dua arah dengan anak-anak untuk memastikan mereka memahami peran pentingnya sebagai bagian dari penjaga nilai kemanusiaan. Forum anak menjadi wadah yang memungkinkan mereka melaporkan berbagai kejadian mencurigakan, baik di lingkungan sekolah maupun dunia digital.
“Kami melatih mereka untuk peduli, bukan sekadar tahu. Anak-anak harus tumbuh dengan rasa tanggung jawab sosial, bukan hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap komunitasnya. Mereka juga bisa jadi mitra penting pemerintah dalam menjaga lingkungan,” tambah Umar.
Ke depan, DP3AKB berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program pelibatan anak dalam isu-isu strategis. Tujuannya adalah membentuk generasi yang tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga memiliki ketahanan sosial dan mental dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Kalau anak-anak dibekali sejak dini, mereka bisa tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan bebas dari kekerasan maupun pengaruh negatif. Nah, itu bagian dari peran kita hari ini agar mereka siap berhadapan dengan realitas sosial di masa depan,” pungkasnya. (ADV)