ADV PEMKAB KUKAR Kutai Kartanegara

DKP Kukar Siapkan Hatchery Besar di Muara Badak untuk Penuhi Kebutuhan Benur

CAPTION: Pembangunan hatchery atau tempat penetasan benur skala besar di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak.



Tenggarong – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah menggarap proyek besar berupa pembangunan hatchery atau tempat penetasan benur skala besar di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak.

Proyek ini diharapkan dapat selesai dan mulai beroperasi pada tahun 2025, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan benur di Kalimantan Timur (Kaltim), termasuk untuk mendukung suplai benur bagi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan datang.

Kepala DKP Kukar, Muslik, menjelaskan bahwa hatchery ini adalah bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memperkuat sektor perikanan dan mendukung ketahanan pangan di wilayah Kaltim.

Saat ini, Kaltim masih sangat bergantung pada hatchery yang ada di luar daerah, seperti yang terdapat di Kelurahan Manggar, Kota Balikpapan, serta beberapa hatchery skala kecil yang dikelola secara mandiri oleh kelompok-kelompok masyarakat.

“Hatchery ini akan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan benur di Kaltim yang terus meningkat, terutama dengan adanya pembangunan IKN yang diperkirakan membutuhkan suplai benur dalam jumlah besar untuk menunjang sektor perikanan dan kelautan di sana,” ujar Muslik, Jumat (4/4/2025).

“Proyek ini merupakan kelanjutan dari upaya kami pada tahun sebelumnya yang dilakukan secara bertahap. Anggaran yang dikucurkan mencapai puluhan miliar rupiah,” sambungnya.

Menurut Muslik, total anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan hatchery ini mencapai sekitar Rp20 miliar.

Dari jumlah tersebut, Rp16 miliar telah digunakan pada tahun lalu untuk pembebasan dan penambahan lahan, sementara sisanya digunakan untuk pembangunan fasilitas hatchery itu sendiri.

Dengan adanya proyek ini, DKP Kukar berharap bisa mengurangi ketergantungan Kaltim terhadap hatchery dari luar daerah dan dapat memenuhi kebutuhan benur dalam negeri secara lebih mandiri.

Proyek pembangunan hatchery ini juga diyakini akan membantu meningkatkan produksi benur di Kaltim yang saat ini baru mencapai sekitar 50 persen dari total kebutuhan tahunan sekitar 4 miliar benur.

“Dengan hadirnya hatchery besar di Tanjung Limau, kami berharap bisa meningkatkan kapasitas produksi benur secara signifikan, sehingga dapat mencukupi kebutuhan benur di Kaltim dan IKN,” terang Muslik.

Lebih lanjut, hatchery ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang dirancang untuk memastikan proses penetasan benur berjalan dengan optimal.

Muslik menjelaskan bahwa fasilitas ini akan mencakup kolam penetasan, sistem pemeliharaan benur yang canggih, serta teknologi pemantauan kualitas air untuk menciptakan kondisi terbaik bagi kehidupan benur.

Selain itu, hatchery ini juga akan menyediakan pelatihan bagi petani perikanan lokal yang berminat untuk mengembangkan usaha perikanan mereka menggunakan benur hasil produksi hatchery.

Pembangunan hatchery ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas perikanan di Kukar dan Kaltim secara keseluruhan, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.

Sebagai contoh, sektor perikanan dan budidaya laut yang bergantung pada pasokan benur berkualitas tinggi dapat meningkatkan hasil tangkapan dan produksi perikanan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.

“Pada akhirnya, kami berharap proyek ini bukan hanya sebagai langkah strategis untuk mendukung ketahanan pangan daerah, tetapi juga sebagai upaya menciptakan peluang baru di sektor perikanan dan kelautan. Dengan fasilitas hatchery yang lebih besar dan modern, kita bisa menyediakan benur dengan kualitas yang lebih baik dan jumlah yang lebih banyak,” ungkap Muslik.

Pembangunan hatchery skala besar ini juga sejalan dengan visi Pemkab Kukar untuk memperkuat sektor perikanan dan kelautan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kontribusi sektor perikanan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Selain itu, hatchery ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung pembangunan IKN, di mana sektor perikanan diperkirakan akan memainkan peran yang signifikan.

Muslik menambahkan bahwa meskipun masih ada sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memastikan hatchery beroperasi secara optimal, pihaknya optimis bahwa pada tahun depan hatchery ini bisa beroperasi penuh.

Dengan begitu, diharapkan pasokan benur yang lebih stabil dan berkualitas dapat memenuhi permintaan yang terus berkembang di Kaltim, termasuk untuk sektor perikanan yang akan memasok kebutuhan IKN.

“Semoga tahun depan hatchery ini bisa beroperasi penuh dengan penambahan fasilitas yang diperlukan. Kami akan terus memantau perkembangan proyek ini agar bisa berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan daerah,” pungkas Muslik.

Proyek hatchery di Tanjung Limau ini menjadi salah satu langkah strategis Pemkab Kukar dalam meningkatkan daya saing sektor perikanan, serta mendukung pembangunan IKN yang sedang berlangsung. (*)

*