ADV PEMKAB KUKAR Kutai Kartanegara

Stunting Nol Kasus, Pemdes Rapak Lambur Tambah Anggaran Kesehatan

CAPTION: ILUSTRASI- Penyuluhan gizi balita dan ibu hamil di Kukar.


Tenggarong – Di saat banyak desa masih berjuang menekan angka stunting, Desa Rapak Lambur justru berfokus mempertahankan status “Zero Stunting”.

Meskipun tidak ada kasus balita atau anak-anak yang mengalami stunting, Pemerintah Desa (Pemdes) tetap mengalokasikan anggaran ratusan juta rupiah untuk program pencegahan dan peningkatan gizi masyarakat.

Menurut Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf, tahun ini Pemdes bahkan meningkatkan anggaran dari 10 persen menjadi 19 persen dari total Dana Desa (DD), dengan jumlah yang lebih besar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp113 juta.

“Kami tidak ingin lengah meskipun tidak ada kasus stunting. Pencegahan lebih baik daripada mengobati, dan kami ingin terus menjaga status desa ini bebas dari stunting,” ujar Yusuf, Kamis (13/3/2025).

Pencegahan stunting di Desa Rapak Lambur tidak hanya berfokus pada pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil, tetapi juga mencakup program yang lebih luas, seperti:

Pemberian vitamin dan asupan gizi untuk balita dan ibu hamil. Suplemen tablet tambah darah bagi remaja putri sebagai persiapan kesehatan reproduksi.

Rembuk stunting untuk memastikan program berjalan sesuai kebutuhan masyarakat. Penyuluhan gizi balita dan ibu hamil agar masyarakat lebih memahami pentingnya pola makan sehat.

Focus Group Discussion (FGD) bersama masyarakat dan ibu hamil untuk membahas strategi jangka panjang dalam membangun generasi sehat dan cerdas.

Menurut Yusuf, investasi dalam kesehatan anak dan ibu hamil adalah bagian dari strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) desa.

“Di tahun ini, Pemdes mau meningkatkan SDM mulai dari ibu hamil, balita, pemuda dan pemudinya. Karena anak-anak itu adalah aset desa,” tambahnya.

Pendekatan yang dilakukan Pemdes Rapak Lambur menunjukkan bahwa pencegahan stunting bukan sekadar program kesehatan, tetapi juga strategi pembangunan jangka panjang.

Dengan memastikan generasi muda tumbuh sehat, desa ini berupaya membangun SDM yang lebih unggul dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Langkah ini juga menjadi contoh bahwa zero stunting bukan berarti berhenti bergerak. Justru, dengan terus mengalokasikan anggaran dan menjalankan program yang berkelanjutan, Rapak Lambur menunjukkan bahwa mencegah lebih efektif daripada mengatasi masalah yang sudah terjadi. (*)