Balikpapan DP3AKB Balikpapan

Balikpapan Tunggu Hasil Penilaian Kota Layak Anak, DP3AKB Fokus Perkuat Perlindungan Anak

Balikpapan – Menjelang akhir Juli 2025, Pemerintah Kota Balikpapan tengah menantikan hasil penilaian Kota Layak Anak (KLA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Meskipun proses evaluasi sudah selesai, pengumuman resmi baru akan disampaikan dalam beberapa hari ke depan.

Di tengah penantian ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan terus memperkuat upaya perlindungan anak lewat berbagai program. Kepala DP3AKB Balikpapan, Heria Prisini, menegaskan bahwa pemerintah tidak memandang KLA sekadar sebagai penghargaan, melainkan sebagai cerminan kerja nyata yang harus dijalankan bersama oleh seluruh elemen pemerintah dan masyarakat.

“Mudah-mudahan Balikpapan tetap bisa mempertahankan predikat utama. Karena yang dinilai bukan hanya angka kasus, tapi juga sistem dan komitmen dalam penanganan. Itu poin penting dalam pencegahan kekerasan,” ujar Heria, Kamis (31/07).

Heria menjelaskan, KemenPPPA tidak hanya melihat data kasus kekerasan, tetapi juga mengevaluasi konsistensi, efektivitas program, serta pelibatan lintas sektor dalam perlindungan anak. Kota Layak Anak harus memiliki sistem respons cepat, partisipasi masyarakat, dan jaminan hak dasar anak dalam pendidikan, kesehatan, serta lingkungan yang aman.

“Seluruh perangkat daerah, sekolah, dan komunitas harus bergerak bersama. Ini bukan pekerjaan satu dinas saja. Kami perlu menjaga kebersamaan dalam mengimplementasikan program Kota Layak Anak,” jelasnya.

Selama masa penilaian, DP3AKB menampilkan berbagai inovasi seperti peran aktif Forum Anak, layanan hotline 24 jam, aplikasi pengaduan Sitopan, dan pelatihan keterampilan bagi perempuan sebagai bentuk pencegahan kekerasan sejak dalam keluarga.

Heria menegaskan bahwa hasil penilaian bukanlah akhir, melainkan pijakan untuk memperkuat sistem perlindungan yang inklusif. Predikat utama sekalipun tidak akan berarti jika pemerintah gagal menangani masalah kekerasan di lapangan.

“Kami tidak akan berhenti setelah penilaian selesai. Justru ini momentum untuk meningkatkan kualitas layanan. Yang paling penting, anak-anak di Balikpapan harus selalu merasa aman, dihargai, dan dilindungi setiap hari,” tambahnya.

Pemkot Balikpapan sebelumnya berhasil meraih predikat KLA Tingkat Utama selama dua tahun berturut-turut. Dengan berbagai inovasi dan kolaborasi lintas sektor, Heria optimistis kota ini mampu mempertahankan predikat tersebut tahun ini.

“Kami sudah menyiapkan semuanya, tinggal menunggu hasil akhir,” tutupnya. (ADV)