Warga RT 84 Karang Rejo Gelar Upacara HUT ke-80 RI dengan Penuh Antusiasme

Balikpapan – Suasana kemerdekaan terasa kental di RT 84, Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Balikpapan Tengah. Lebih dari 300 warga dari berbagai usia berkumpul di halaman rumah warga untuk mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8).
Upacara berlangsung khidmat sekaligus meriah. Anak-anak, remaja, hingga orang tua terlihat antusias mengikuti jalannya rangkaian acara. Kebersamaan warga mencerminkan rasa bangga dan cinta tanah air.
Lurah Karang Rejo, Budi, hadir bersama istrinya. Bertindak sebagai inspektur upacara, Kanit Harda Polresta Balikpapan Ipda Moch Faruq. Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Mulia dan Universitas Mulawarman juga turut serta, bersama tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan organisasi kemasyarakatan.
Dalam amanatnya, Faruq yang membacakan pesan Wali Kota Balikpapan mengingatkan pentingnya meneladani perjuangan para pahlawan. “Delapan puluh tahun lalu bangsa ini menyatakan kemerdekaannya untuk menentukan nasib sendiri. Semangat itu harus terus kita gaungkan lintas generasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, tema HUT RI ke-80 “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” sejalan dengan visi menuju Indonesia Emas 2045. Karena itu, warga Balikpapan diajak terus menjaga kerukunan sekaligus berkontribusi dalam pembangunan.
Lurah Karang Rejo, Budi, memberi apresiasi terhadap konsistensi warga RT 84 yang sejak 2017 rutin melaksanakan upacara kemerdekaan. “Ini tahun keenam mereka menggelar upacara sendiri. Semangat ini perlu kita dukung, dan ke depan diharapkan bisa menjadi agenda resmi kelurahan,” katanya.
Ia juga menyebut RT 84 telah dicanangkan sebagai Kampung Pancasila. “Insya Allah tahun ini bisa terealisasi,” ujarnya.
Ketua RT 84, Sutaji, menuturkan upacara ini lahir dari inisiatif warga. “Ini bukan kehendak saya sendiri, tapi warga yang minta agar upacara tetap digelar. Alhamdulillah berjalan lancar dan penuh khidmat,” ucapnya.
Meski sempat vakum pada 2019–2021 akibat pandemi, kegiatan ini kembali digelar dengan semangat lebih besar. Bagi warga, upacara bukan sekadar ritual tahunan, melainkan wujud penghormatan kepada jasa pahlawan sekaligus bukti tumbuhnya nilai persatuan di tengah masyarakat.
(Deb)