Kota Bangun Ilir Kembangkan Peternakan Terpadu, Warga Kini Makin Sejahtera

TENGGARONG – Upaya Pemerintah Desa Kota Bangun Ilir, Kecamatan Kota Bangun, untuk membangun kemandirian ekonomi berbasis pangan kini membuahkan hasil.
Melalui program peternakan terpadu ayam petelur dan budidaya ikan lele, desa ini berhasil menciptakan sumber penghidupan baru sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.
Kepala Desa Kota Bangun Ilir, Supardi, menjelaskan bahwa program ini merupakan pengembangan dari kegiatan sebelumnya yang fokus pada ayam petelur.
Tahun 2025, inovasi diperluas dengan menambahkan sektor budidaya ikan lele sebagai bentuk diversifikasi ekonomi desa.
“Tahun lalu kami fokus pada ayam petelur, tahun ini kami tambah dengan budidaya lele. Tujuannya agar ekonomi masyarakat semakin kuat dan desa bisa mandiri dalam ketahanan pangan,” ujarnya, Jumat (5/9/2025).
Supardi menilai, kombinasi dua sektor unggulan ini membawa dampak ganda.
Selain menghasilkan telur dan ikan sebagai sumber protein, limbah dari keduanya dapat dimanfaatkan kembali untuk pakan maupun pupuk, sehingga menciptakan sistem produksi yang efisien dan ramah lingkungan.
Program peternakan terpadu ini juga membuka lapangan kerja baru bagi warga, terutama bagi kelompok pemuda dan perempuan yang dilibatkan dalam kegiatan pengelolaan.
Pun demikian, manfaat ekonomi dirasakan langsung oleh masyarakat di tingkat keluarga.
Menurut Supardi, konsep kemandirian pangan harus dimulai dari desa.
Dengan memanfaatkan potensi lokal dan sumber daya manusia yang ada, masyarakat dapat menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bergantung pada pasokan luar daerah.
“Kami ingin menunjukkan bahwa desa bisa berdiri di atas kekuatan sendiri,” tegasnya.
Pemerintah Desa Kota Bangun Ilir memastikan program ini berkelanjutan.
Tahap berikutnya meliputi peningkatan kapasitas produksi, pembentukan koperasi peternak, serta pelatihan manajemen usaha agar masyarakat mampu mengelola hasilnya secara mandiri dan berorientasi pasar.
“Kami ingin program ini terus berlanjut supaya menjadi sumber penghidupan yang stabil bagi warga,” tambahnya.
Supardi juga menuturkan bahwa sinergi dengan pemerintah daerah terus diperkuat, terutama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Perikanan.
Dukungan tersebut mencakup pendampingan teknis, penyediaan bibit unggul, serta fasilitasi pemasaran hasil produksi.
Ia menegaskan, keberhasilan program tidak hanya dilihat dari besarnya hasil panen, tetapi juga dari dampak ekonomi langsung yang dirasakan masyarakat.
Setiap kegiatan diarahkan untuk membangun ekosistem usaha lokal yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong dan pengelolaan yang terencana, Supardi optimistis Desa Kota Bangun Ilir akan tumbuh sebagai desa tangguh pangan di Kutai Kartanegara.
“Ke depan kami berharap bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam mengoptimalkan potensi lokal menuju kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (*)




