Kesbangpol Balikpapan Gelar Sosialisasi Pendidikan Politik, Tokoh Masyarakat Didorong Perkuat Literasi Politik

Balikpapan – Upaya untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Kota Balikpapan kembali mendapat momentum ketika Sosialisasi Pendidikan Politik digelar di Aula Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disputakar) Balikpapan pada Rabu (06/08). Kegiatan yang mengusung tema “Peran Strategis Tokoh Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi Daerah” ini menekankan pentingnya literasi politik yang sehat, di mana tokoh masyarakat diharapkan menjadi garda terdepan dalam membangun pemahaman politik yang lebih baik di kalangan warga.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Balikpapan menggandeng Ketua KPU Kota Balikpapan dan perwakilan dari Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan sebagai narasumber. Acara ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat, perwakilan pemerintah kecamatan, serta jajaran Kesbangpol Kota Balikpapan.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Balikpapan, Sutadi, menjelaskan bahwa memilih perpustakaan sebagai lokasi sosialisasi bukanlah tanpa alasan. Menurutnya, perpustakaan adalah simbol penting dalam membangun masyarakat yang melek informasi dan bijak dalam berpolitik. Ia mengungkapkan, tempat ini menjadi pilihan tepat karena dapat menjadi pusat pengetahuan yang dapat menyebarkan ide-ide positif tentang demokrasi yang berkualitas.
“Perpustakaan adalah pusat pengetahuan. Dari tempat ini kita ingin menegaskan bahwa demokrasi yang berkualitas lahir dari literasi yang baik. Tokoh masyarakat harus menjadi pembelajar sekaligus pengajar bagi lingkungannya,” ujarnya.
Sutadi menekankan bahwa demokrasi tidak hanya beroperasi di ruang politik formal seperti pemilu atau legislatif, tetapi juga harus hidup dalam ruang-ruang sosial tempat masyarakat berinteraksi sehari-hari. Oleh karena itu, tokoh masyarakat memegang peranan penting sebagai penyaring informasi, penggerak partisipasi warga, dan penjaga kondusivitas sosial di tingkat lokal.
“Demokrasi yang cerdas hanya bisa tumbuh bila masyarakat terbiasa mengakses informasi yang tepat. Maka, pemerintah memerlukan keterlibatan tokoh masyarakat yang berada paling dekat dengan warga di lingkungan mereka,” lanjut Sutadi.
Lebih lanjut, Sutadi menegaskan bahwa literasi politik sangat krusial, terutama pada saat penyelenggaraan pemilu. Ia menjelaskan pentingnya pemahaman warga terhadap tahapan pemilu, hak politik, dan fungsi pengawasan publik. Dalam konteks saat ini, arus informasi digital sering kali membawa dampak negatif seperti perpecahan dan hoaks, yang dapat mengganggu jalannya demokrasi jika tidak diimbangi dengan literasi kebangsaan yang baik.
“Kami berharap tokoh masyarakat tidak hanya hadir di TPS, tetapi juga ikut mengawal proses pemilu sejak awal. Dengan literasi politik yang kuat, warga bisa terhindar dari politik uang dan hoaks,” jelas Sutadi.
Sutadi juga mengingatkan bahwa di tengah perbedaan politik yang ada, peran tokoh masyarakat sebagai penyejuk sangatlah penting. Mereka diharapkan dapat mengajarkan berpolitik dengan bijak tanpa memutuskan tali persaudaraan antarwarga. Sinergi antara pendidikan politik dan literasi masyarakat diharapkan dapat menciptakan demokrasi yang sehat dan berkelanjutan.
“Kami sudah sering bicara soal demokrasi, tapi jarang melihatnya dari sisi literasi. Ternyata peran literasi itu cukup besar dan sangat bersentuhan dengan tokoh masyarakat. Maka, kami ingin mereka mendidik warga agar tidak terjebak isu menyesatkan yang beredar di media sosial,” tutup Sutadi.
Dengan kegiatan ini, diharapkan tokoh masyarakat di Balikpapan dapat lebih berperan aktif dalam mendorong demokrasi yang lebih matang, inklusif, dan bebas dari pengaruh negatif. (deb)