ADV PEMKAB KUKAR Kutai Kartanegara

Cokelat Lung Anai Kukar Kini Halal dan Siap Bersaing Nasional





TENGGARONG – Produk olahan kakao asal Desa Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, semakin meneguhkan diri sebagai ikon kuliner lokal Kutai Kartanegara.

Melalui Rumah Cokelat Lung Anai, masyarakat setempat kini tidak hanya mengolah biji kakao mentah, tetapi juga menghasilkan produk cokelat premium dengan varian rasa yang beragam.

Program ini merupakan bagian dari pengembangan dan pemberdayaan masyarakat oleh PT Multi Harapan Utama (MHU) bekerja sama dengan sejumlah mitra.

Termasuk Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani, Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), serta Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Langkah penting yang kini ditempuh Rumah Cokelat Lung Anai adalah proses sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama RI.

Sertifikasi ini dinilai menjadi tonggak penting karena akan meningkatkan daya saing produk di pasar nasional.

“Dengan adanya sertifikat halal, konsumen akan lebih percaya. Produk kita tidak hanya enak, tapi juga terjamin kehalalannya,” ungkap Kepala Desa Lung Anai, Lukas Nay, Rabu (4/6/2025).

Penyerahan sertifikat halal dijadwalkan berlangsung pada awal April 2024 lalu di Desa Lung Anai, dengan disaksikan langsung oleh tim BPJPH, tim pendamping halal, serta pelaku UMKM setempat.

Produk Cokelat Lung Anai berbahan dasar kakao hasil budidaya masyarakat desa, sehingga memberi nilai tambah langsung pada petani lokal.

Saat ini, sudah ada lima varian rasa yang mendapatkan sertifikat halal, yakni Cheese Chocolate, Cashew Nut Chocolate, Milk Chocolate, Dark Chocolate, serta bubuk cokelat.

Setiap varian dikembangkan dengan menyesuaikan selera pasar, sekaligus menjaga kualitas bahan baku agar tetap konsisten. Inovasi ini memungkinkan produk Cokelat Lung Anai bersaing dengan merek nasional bahkan internasional.

Rumah Cokelat Lung Anai tidak sekadar menjadi pusat produksi, tetapi juga ruang belajar bagi masyarakat desa.

Warga dilibatkan dalam seluruh proses, mulai dari pembibitan kakao, fermentasi biji, pengolahan, hingga pengemasan produk.

“Kalau dulu kakao hanya dijual mentah, harganya tidak terlalu tinggi. Sekarang, setelah diolah jadi cokelat, nilainya naik berkali-kali lipat. Ini tentu sangat membantu perekonomian keluarga,” ungkap Lukas Nay.

Perjalanan Rumah Cokelat Lung Anai hingga dikenal luas tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.

PT MHU menyiapkan fasilitas dan pelatihan, Unikarta mendampingi dalam riset dan teknologi, sementara pemerintah daerah memberi dukungan regulasi dan promosi. Sinergi ini diharapkan menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan.

Dengan modal sertifikasi halal dan peningkatan kualitas produksi, Rumah Cokelat Lung Anai menargetkan untuk memperluas jangkauan pemasaran.

Tidak hanya di Kutai Kartanegara dan Kalimantan Timur, produk ini diharapkan bisa menembus pasar nasional melalui pameran UMKM, e-commerce, dan jejaring koperasi.

“Kami yakin kalau pengemasan lebih modern dan promosi diperkuat, Cokelat Lung Anai bisa jadi kebanggaan Kukar,” tutup Lukas Nay. (*)