Tak Sekadar Pusat Kuliner, Pujasera Tuah Himba Bakal Jadi Magnet Baru Tenggarong

TENGGARONG – Di tengah geliat pembangunan Kota Raja, satu proyek besar yang dinanti-nanti warga Kutai Kartanegara (Kukar) masih terus berjalan: pembangunan Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di kawasan Bundaran Tuah Himba, Tenggarong.
Proyek ambisius ini menjadi sorotan publik lantaran belum rampung sesuai target awal pada akhir 2024. Namun di balik keterlambatan tersebut, tersimpan visi besar yang tengah dibangun secara bertahap oleh Pemkab Kukar.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menegaskan bahwa pembangunan Pujasera bukanlah proyek biasa.
Ia menyebut fasilitas ini sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, membuka ruang usaha bagi pelaku UMKM lokal, serta menciptakan pusat interaksi sosial dan budaya masyarakat.
“Ini bukan sekadar tempat makan atau kumpulan lapak pedagang. Pujasera Tuah Himba dirancang sebagai ruang ekonomi dan budaya yang representatif, nyaman, dan membanggakan. Di sinilah wajah baru Kukar akan terlihat,” ujar Edi, Senin (7/4/2025).
Menurut Edi, keterlambatan proyek disebabkan oleh kompleksitas pengerjaan beberapa elemen penting, seperti pembangunan struktur Al-Kahf dan Al-Masjid, dua ikon yang menjadi bagian dari konsep tematik kawasan tersebut.
Saat ini, pekerjaan masih terus dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kukar dengan pendekatan teknis yang hati-hati dan terukur.
“Kami tidak ingin terburu-buru. Ada tahapan teknis yang harus kami tuntaskan satu per satu. Kami paham masyarakat menanti, tapi percayalah, hasilnya akan sepadan dengan kesabaran kita semua,” imbuhnya.
Pujasera Bundaran Tuah Himba digagas untuk lebih dari sekadar pusat kuliner. Dengan desain arsitektur modern yang tetap mengangkat nuansa lokal, tempat ini akan menjadi destinasi baru di jantung Tenggarong.
Selain ruang kuliner, akan tersedia pula area religi, ruang publik, dan ruang kreatif yang bisa dimanfaatkan untuk pertunjukan seni, bazar produk lokal, maupun kegiatan komunitas.
Pemerintah daerah ingin memastikan bahwa tempat ini menjadi wadah tumbuhnya potensi UMKM, sekaligus menjadi magnet wisata baru yang mampu menghidupkan ekonomi lokal.
“Kami ingin para pelaku usaha kecil merasa bangga berjualan di sini. Tidak hanya mendapatkan tempat yang layak, tetapi juga didukung dengan konsep yang mengangkat nilai budaya dan kekhasan daerah,” jelas Edi.
Meski molor dari target awal, Pemkab Kukar tetap berkomitmen menyelesaikan proyek ini sesuai standar kualitas dan fungsi yang diharapkan.
Edi Damansyah menegaskan, ia ingin Pujasera Tuah Himba menjadi ruang bersama yang bisa dinikmati masyarakat dari berbagai latar belakang—baik untuk makan bersama keluarga, tempat beribadah, atau sekadar bersantai sore hari menikmati suasana kota.
“Ini akan menjadi tempat yang hidup. Ikon baru yang bukan hanya indah dipandang, tapi benar-benar bermanfaat dan dekat dengan kehidupan masyarakat Kukar,” tutupnya. (*)
*