
CAPTION: ILUSTRASI- Pertanian di Sebulu.
TENGGARONG – Lahan-lahan pertanian di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini semakin hijau dan produktif.
Bukan sekadar hasil panen yang meningkat, tetapi juga perubahan pola pikir dan cara kerja petani yang kini lebih modern dan efisien.
Transformasi ini tidak lepas dari berbagai dukungan pemerintah daerah yang menyentuh langsung kebutuhan petani.
Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Sebulu, Nurul Yakin, mengatakan bahwa pertanian kini menjadi salah satu sektor unggulan di wilayahnya.
“Dulu banyak lahan tidur yang tak dimanfaatkan maksimal. Sekarang, dengan adanya bantuan bibit, pupuk bersubsidi, dan alat pertanian, para petani semakin bergairah menggarap lahan mereka,” ujarnya, Senin (24/3/2025).
Tak hanya bantuan fisik, Pemkab Kukar juga intens melakukan pelatihan dan pembinaan. Kelompok tani secara berkala mendapatkan pendampingan dari penyuluh pertanian dan dinas terkait, termasuk pengenalan teknologi pertanian terbaru.
“Hasil panen padi dan sawit meningkat signifikan. Petani juga mulai terbiasa dengan pola tanam yang lebih terencana dan ramah lingkungan. Ini tentu menjadi langkah maju yang patut diapresiasi,” tambah Nurul Yakin.
Salah satu petani muda di Sebulu, Rahmat (35), mengaku kini lebih optimis dalam bertani. “Dulu saya hanya ikut-ikutan orang tua, sekarang saya punya perhitungan sendiri. Kami diajarkan cara mengukur kebutuhan pupuk, waktu tanam yang pas, sampai penggunaan alat modern,” jelasnya.
Menurutnya, semangat bertani kini mulai menular ke generasi muda. Banyak anak-anak muda desa yang tertarik kembali ke sektor pertanian karena melihat hasil yang nyata.
“Dengan dukungan alat dan ilmu baru, bertani tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan kuno,” tuturnya.
Pemerintah kecamatan berharap, tren positif ini terus berlanjut dan mampu menjadikan Sebulu sebagai salah satu lumbung pangan strategis di Kukar.
Ke depan, kolaborasi antara petani dan pemerintah diharapkan semakin solid untuk menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat desa. (*)
*