Pemkab Kukar Wajibkan ASN Sisihkan Rp200 Ribu di Pasar Tradisional

CAPTION: ILUSTRASI- Suasana jual-beli di Pasar Mangkurawang.
Tenggarong – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) menerapkan kebijakan baru yang meminta Aparatur Sipil Negara (ASN), karyawan BUMN/BUMD, dan pegawai perbankan untuk membelanjakan minimal Rp200 ribu per hari di Pasar Gerbang Raja atau yang lebih dikenal sebagai Pasar Mangkurawang.
Kebijakan ini diinisiasi sebagai bagian dari Gerakan Meramaikan dan Berbelanja di Pasar Mangkurawang, yang bertujuan untuk meningkatkan transaksi di pasar tradisional tersebut sekaligus membantu pedagang kecil dan menengah agar tetap bertahan dan berkembang di tengah persaingan dengan pasar modern serta e-commerce.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono, menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar ajakan, tetapi menjadi bagian dari tanggung jawab sosial dan ekonomi para ASN serta karyawan di wilayah Kukar.
“Caranya sederhana, cukup dengan berbelanja minimal Rp200 ribu setiap harinya di Pasar Mangkurawang. Dengan langkah kecil ini, kita bisa berkontribusi besar dalam mempertahankan ekonomi rakyat,” ujar Sunggono, Rabu (19/3/2025).
Untuk memastikan bahwa program ini berjalan dengan lancar dan merata, Pemkab Kukar akan mengatur jadwal belanja bergiliran bagi ASN dan karyawan perusahaan-perusahaan terkait.
Dengan sistem ini, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perusahaan BUMN/BUMD, serta perbankan akan mendapat jadwal tertentu untuk berbelanja di Pasar Mangkurawang, sehingga aktivitas belanja tidak menumpuk pada satu hari saja, tetapi tersebar secara merata sepanjang minggu.
“Kami akan menyusun jadwal agar setiap OPD, perusahaan, dan perbankan mendapat kesempatan yang sama dalam berkontribusi. Dengan demikian, pedagang di pasar juga bisa merasakan dampak positifnya secara lebih luas,” tambahnya.
Kebijakan ini muncul sebagai respons terhadap lesunya aktivitas perdagangan di pasar tradisional, yang semakin tergerus oleh maraknya minimarket, supermarket, dan platform belanja daring.
Pasar Mangkurawang, yang merupakan salah satu pusat perdagangan terbesar di Tenggarong, juga tidak terlepas dari dampak ini.
Banyak pedagang pasar yang mengeluhkan penurunan jumlah pembeli, terutama setelah pandemi dan perubahan gaya belanja masyarakat yang kini lebih cenderung memilih belanja online atau di ritel modern yang menawarkan kemudahan transaksi digital.
Dengan adanya program ini, Pemkab Kukar berharap dapat menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di pasar tradisional, sehingga para pedagang kecil mendapatkan peluang lebih besar untuk meningkatkan pendapatan mereka.
“Pasar tradisional adalah denyut nadi ekonomi rakyat. Kita ingin memastikan mereka tetap bisa bertahan dan berkembang di era yang semakin digital ini,” tegas Sunggono.
Para pedagang di Pasar Mangkurawang menyambut baik kebijakan ini. Banyak dari mereka yang berharap bahwa program ini benar-benar bisa mendongkrak transaksi harian mereka.
“Kalau memang benar ASN dan karyawan bank serta BUMN/BUMD belanja di sini setiap hari, tentu akan sangat membantu kami. Selama ini, pasar semakin sepi, dan kami harus bersaing dengan minimarket dan belanja online. Semoga ini bukan hanya sekadar wacana,” ujar Salimah, salah seorang pedagang sayur di Pasar Mangkurawang.
Sementara itu, para ASN dan karyawan perbankan memberikan tanggapan beragam. Sebagian mendukung langkah ini sebagai upaya membantu pedagang kecil, tetapi ada juga yang merasa keberatan karena kebiasaan belanja mereka selama ini tidak terbiasa di pasar tradisional.
“Saya mendukung program ini karena memang kita harus bantu pedagang lokal. Tapi mungkin perlu ada solusi agar transaksi lebih praktis, misalnya dengan menyediakan pembayaran digital di pasar,” kata Indra, seorang ASN di Kukar.
Sebagian lainnya mengusulkan agar Pemkab Kukar menyediakan insentif atau penghargaan bagi ASN dan karyawan yang aktif berbelanja di pasar tradisional, sebagai bentuk apresiasi atas dukungan mereka terhadap program ini.
Pemkab Kukar berharap bahwa kebijakan ini bukan hanya menjadi gerakan sementara, tetapi bisa menjadi budaya baru di kalangan ASN dan karyawan di Kukar untuk lebih memilih berbelanja di pasar tradisional ketimbang di supermarket atau toko online.
“Kami ingin menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih sehat. Ketika daya beli masyarakat kuat, maka pasar tradisional juga akan semakin berkembang, dan akhirnya kesejahteraan pedagang meningkat,” jelas Sunggono.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, perusahaan, perbankan, dan masyarakat, Pasar Mangkurawang diharapkan bisa kembali ramai dan menjadi salah satu pusat perdagangan utama di Kukar yang terus berkembang dan berdaya saing di tengah perubahan zaman. (*)