
Balikpapan – Sutadi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Balikpapan, mengingatkan pentingnya pemberdayaan pemuda untuk mencegah mereka terjerumus dalam kegiatan negatif. Menurutnya, waktu kosong yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sarana subur bagi munculnya konflik dan perilaku destruktif.
“Ketika pemuda tidak diberdayakan, waktu kosong itu bisa berubah menjadi ruang kemarahan. Dari nongkrong bisa berujung tawuran, dari candaan bisa berkembang jadi ujaran kebencian,” ujar Sutadi, Kamis (09/10).
Sutadi menilai, energi yang dimiliki oleh generasi muda sebenarnya memiliki potensi besar untuk membangun perdamaian dan menyatukan. Namun, tanpa adanya ruang yang tepat, potensi tersebut bisa tersesat. “Energi muda adalah aset yang sangat berharga. Kalau diarahkan dengan benar, ia bisa menjadi kekuatan untuk menciptakan harmoni. Tetapi kalau dibiarkan tanpa arah, ia bisa meledak menjadi masalah sosial yang lebih besar,” katanya.
Fenomena tawuran remaja dan penyebaran ujaran kebencian di media sosial menjadi perhatian serius bagi Sutadi. Menurutnya, kedua masalah ini sering berawal dari kebiasaan mengisi waktu luang tanpa tujuan yang jelas. “Banyak kejadian bermula dari iseng. Seiring berjalannya waktu, karena tidak ada wadah yang menyalurkan energi tersebut, masalah kecil bisa berkembang menjadi masalah besar,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan, melalui Kesbangpol, terus mengupayakan berbagai program yang dapat mengalihkan penggunaan waktu luang pemuda kepada kegiatan yang lebih positif. Pelatihan kewirausahaan, forum diskusi, serta ruang kreativitas menjadi solusi yang digalakkan untuk mencegah penyalahgunaan waktu kosong.
“Kami berusaha membuka berbagai ruang produktif, seperti pelatihan kerja dan kewirausahaan. Selain itu, forum pemuda juga kami dorong agar anak muda memiliki wadah untuk mengekspresikan gagasan mereka tanpa menimbulkan konflik,” ujar Sutadi.
Selain itu, Sutadi juga menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan sosial dalam pembentukan karakter anak muda. “Keluarga adalah benteng pertama dalam pembentukan karakter pemuda. Jika keluarga lalai, pemuda akan mencari pelampiasan di luar yang belum tentu positif,” tambahnya.
Kesbangpol juga menggandeng komunitas lokal untuk menciptakan ruang-ruang kreatif bagi pemuda, seperti kegiatan seni, olahraga, dan forum kepemudaan. Dengan begitu, waktu luang dapat dimanfaatkan untuk membangun jaringan yang positif dan konstruktif. Sutadi berharap masyarakat Balikpapan lebih peduli terhadap generasi muda, dengan memberikan kesempatan dan dukungan untuk berkembang, bukan hanya mengawasi.
“Jika pemuda sibuk dengan kegiatan produktif, tidak akan ada ruang lagi untuk kekerasan atau kebencian. Justru yang tumbuh adalah solidaritas dan rasa memiliki terhadap kota ini. Makanya, mereka butuh ruang yang tepat untuk menunjukkan potensi mereka,” tuturnya. (deb)




