ADV PEMKAB KUKAR Kutai Kartanegara

Dilirik Pasar Thailand, Amplang Balet dari Teluk Dalam Jadi Camilan Premium Berbasis Walet

CAPTION: Produk unggulan Amplang Balet, camilan inovatif berbasis sarang burung walet yang kini rutin diekspor ke Singapura dan Thailand.

TENGGARONG – Thailand, negeri yang dikenal sebagai surganya street food dan camilan eksotis Asia, kini menaruh perhatian pada satu produk inovatif dari pedesaan Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur.

Produk tersebut adalah Amplang Balet, camilan gurih berbahan dasar sarang burung walet, yang diproduksi oleh warga Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang.

Sejak resmi diekspor ke Thailand dan Singapura pada 2023, permintaan terhadap Amplang Balet terus tumbuh.

Produk ini disebut-sebut memiliki potensi besar sebagai camilan kesehatan kelas premium yang menyasar segmen pasar pecinta bahan alami dan produk bernutrisi tinggi, tren yang saat ini berkembang di pasar Thailand.

Kepala Desa Teluk Dalam, Supian, menyatakan bahwa pengiriman rutin ke Thailand menjadi bukti bahwa produk desa bisa memiliki daya saing di pasar regional, terutama dengan positioning yang tepat.

“Thailand itu pasar yang sangat selektif, apalagi untuk makanan berbasis kesehatan. Tapi Amplang Balet bisa masuk karena keunikan rasanya, serta manfaat sarang walet yang sudah populer lebih dulu di sana,” ujar Supian, Kamis (1/5/2025).

Berbeda dengan amplang biasa yang berbasis ikan tenggiri, Amplang Balet menggunakan campuran sarang burung walet, yang menjadikan teksturnya lebih ringan namun tetap gurih.

Selain itu, kandungan proteinnya tinggi dan dikenal memiliki manfaat bagi sistem imun serta kecantikan kulit—dua hal yang sangat diminati oleh konsumen Thailand.

Dengan harga Rp 150 ribu per kilogram atau sekitar Rp 15 ribu per gram, produk ini menyasar segmen pasar menengah atas di Thailand, terutama di kota-kota seperti Bangkok, Chiang Mai, dan Phuket, di mana tren makanan sehat dan berbahan alami sedang naik daun.

Kesuksesan Amplang Balet menembus pasar Thailand tak lepas dari branding kreatif dan pemasaran digital yang digarap serius oleh para pelaku UMKM Desa Teluk Dalam, dengan dukungan penuh dari Disperindag Kukar dan mitra korporasi seperti PT Multi Harapan Utama (MHU).

Produk ini dikemas dengan desain modern yang menyisipkan identitas lokal Kutai, tetapi dengan label berbahasa Inggris dan Thailand untuk menjangkau konsumen internasional.

Kades Supian menegaskan bahwa keberhasilan menembus pasar Thailand hanyalah permulaan. Ia berharap produk Amplang Balet bisa masuk lebih dalam ke jaringan ritel ASEAN dan menjajaki pasar Eropa serta Timur Tengah, dengan memanfaatkan kekuatan bahan baku lokal dan narasi keunikan desa.

“Kami ingin desa ini bukan hanya dikenal karena sejarah dan alamnya, tapi juga karena produknya. Dan Thailand adalah gerbang besar kami untuk masuk ke jaringan ekspor regional,” ucap Supian.

Ke depan, koperasi ekspor akan dibentuk di Teluk Dalam untuk mempermudah pengelolaan rantai pasok dan memperluas produk turunan walet lainnya. (*)