Balikpapan DP3AKB Balikpapan

DP3AKB Balikpapan Gelar Pelatihan CTU, Tingkatkan Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Kontrasepsi

BALIKPAPAN — Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) terus mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan reproduksi. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menyelenggarakan Pelatihan Contraceptive Technology Update (CTU) bagi tenaga medis, khususnya bidan.

Pelatihan ini berlangsung selama lima hari, dari 14 hingga 18 Juli 2025, dan diikuti oleh 15 bidan dari berbagai fasilitas kesehatan (faskes) di Balikpapan.

Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Heria Prisni, mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tenaga kesehatan menjadi kunci dalam menjamin layanan kontrasepsi yang aman, akurat, dan sesuai dengan kebutuhan pasien.

“Kami ingin memastikan seluruh bidan di Balikpapan memiliki kompetensi teknis yang memadai dalam pelayanan kontrasepsi modern. Khususnya terkait pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implan,” ujarnya, Senin (14/07).

Pelatihan ini dilaksanakan dengan menggandeng Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Provinsi Kalimantan Timur sebagai mitra strategis. DP3AKB menghadirkan empat narasumber berpengalaman:

  • dr. Prima Deri Todingbua, Sp.OG.K,
  • dr. Yuliani,
  • Eny Sri Widayati, S.SiT, M.Kes, dan
  • Lusia Deperwati, S.Tr.Keb.

Para peserta mendapatkan kombinasi pembelajaran teori, studi kasus, hingga praktik klinis yang fokus pada prosedur pemasangan dan pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan implan. Materi yang disampaikan juga menekankan prinsip keselamatan pasien dan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan kondisi kesehatan pengguna.

“Layanan KB sekarang tidak bisa lagi bersifat satu arah. Bidan harus bisa mengedukasi pasien, menjelaskan pilihan kontrasepsi secara jelas, dan menyesuaikannya dengan kebutuhan masing-masing individu,” jelas Heria.

Ia menambahkan, pelatihan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Balikpapan dalam menurunkan angka kehamilan yang tidak direncanakan serta meningkatkan cakupan layanan KB di seluruh wilayah.

“Kami tidak hanya mengejar kuantitas, tapi juga kualitas layanan. Tenaga kesehatan yang kompeten akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program KB. Pelatihan seperti ini akan terus kami lanjutkan secara bertahap di seluruh faskes,” tutup Heria. (ADV)