LAYAK ANAK

DP3AKB Balikpapan Tingkatkan Edukasi Perlindungan Anak, Masyarakat Diharapkan Lebih Peduli

Balikpapan – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan terus berupaya memperkuat program penyuluhan dan kampanye kesadaran di berbagai lini masyarakat. Program ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi anak.

Upaya edukasi ini menyasar sekolah, komunitas, hingga pusat kegiatan masyarakat sebagai ruang strategis untuk menyebarkan informasi tentang perlindungan anak. DP3AKB menilai bahwa edukasi yang diberikan sejak dini dapat memperkuat pemahaman generasi muda mengenai hak-hak mereka dan cara melindungi diri dari potensi kekerasan serta eksploitasi.

Penata Kelola Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Roona Zahiidah, menyampaikan bahwa pendekatan berbasis edukasi publik menjadi kunci untuk mempercepat transformasi budaya peduli anak di masyarakat. “Kami ingin masyarakat memahami bahwa perlindungan anak bukan hanya tugas pemerintah. Semua pihak harus peduli dan terlibat agar lingkungan kita benar-benar aman bagi tumbuh kembang anak,” ujar Zahiidah dalam konferensi pers, Senin (17/11).

Zahiidah menjelaskan bahwa DP3AKB rutin masuk ke sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan mengenai hak anak, bahaya kekerasan, perundungan, serta penggunaan media sosial yang aman. Selain itu, tim juga menggandeng komunitas dan organisasi masyarakat agar ikut berperan dalam menyebarkan informasi dan menjadi bagian dari pengawasan lingkungan.

“Kami turun langsung ke sekolah dan komunitas untuk memastikan pesan ini sampai kepada semua kalangan. Anak-anak harus mengerti bagaimana cara melindungi diri, sementara orang dewasa wajib menyediakan lingkungan yang aman,” jelasnya lebih lanjut.

Kampanye yang dilakukan oleh DP3AKB terus berkembang mengikuti isu-isu yang relevan. Menurut Zahiidah, dinamika digital, perubahan gaya pergaulan, serta tantangan lingkungan perkotaan membuat perlindungan anak menjadi isu yang terus membutuhkan perhatian.

“Kami terus memperbarui materi kampanye sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lapangan. Lingkungan sosial akan terus berubah, dan edukasi juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut,” tuturnya.

Zahiidah berharap, seiring dengan upaya yang dilakukan, seluruh elemen masyarakat akan semakin terbuka terhadap isu kekerasan terhadap anak dan lebih peduli dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Ia menambahkan bahwa Balikpapan hanya dapat disebut sebagai kota layak anak jika seluruh warga terlibat aktif dalam menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak.

“Kami berharap ke depan, masyarakat semakin terbuka dan peduli terhadap isu kekerasan anak. Dengan begitu, Balikpapan akan benar-benar menjadi kota yang layak dan aman bagi tumbuh kembang generasi muda,” tutupnya. (deb)