Balikpapan

PT Kilang Pertamina Balikpapan Perkuat Sistem Proteksi Kebakaran untuk Keandalan Operasional RDMP

BALIKPAPAN – PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) terus memperkuat fondasi operasional Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dengan penerapan sistem proteksi kebakaran modern. Langkah ini menjadi bagian dari persiapan pengoperasian awal unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex, yang diproyeksikan menjadi salah satu penopang utama dalam meningkatkan nilai ekonomi kilang.

Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menegaskan bahwa penguatan aspek keselamatan adalah bagian dari strategi perusahaan untuk memastikan keandalan operasi pada fase awal pengoperasian unit. Menurut Asep, kesiapan sistem keselamatan menjadi elemen kunci dalam mengamankan investasi RDMP Balikpapan yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Penguatan sistem keselamatan ini adalah langkah strategis kami untuk memastikan bahwa operasional pada fase awal berjalan dengan andal, sekaligus memberikan kontribusi besar pada peningkatan nilai ekonomi kilang,” ujar Asep.

Saat ini, PT KPB telah mengaktifkan 3.954 titik fasilitas proteksi kebakaran yang terintegrasi dalam satu jaringan kendali untuk memantau seluruh area kilang secara real-time. Dengan dimulainya fase awal pengoperasian RFCC, KPB memastikan bahwa seluruh potensi bahaya dapat terdeteksi dan ditangani dengan cepat dan terukur.

“Keselamatan adalah prioritas utama kami dalam setiap tahapan operasional. Tanpa sistem keselamatan yang kokoh, efisiensi dan keandalan operasi tidak akan tercapai,” tegas Asep.

Salah satu komponen utama dalam sistem keselamatan adalah Fire Gas Detection System (FGDS) yang menggunakan teknologi inframerah dan ultraviolet untuk mendeteksi nyala api. Selain itu, Fixed Gas Detector memantau terus-menerus potensi kebocoran gas mudah terbakar, seperti hidrokarbon, hidrogen, amonia, dan karbon monoksida.

Untuk perlindungan aktif, kilang dilengkapi dengan sistem pemadam otomatis FM-200, yang mampu memadamkan api dengan cepat tanpa merusak peralatan elektronik. Sistem ini juga ramah lingkungan dan sangat efektif untuk area vital yang mendukung keberlanjutan produksi. Semua perangkat pemantauan tersebut terintegrasi dalam Main Control Room (MCR), yang berfungsi sebagai pusat kendali operasional. Di sini, operator dapat memantau alarm, deteksi gas, dan CCTV secara langsung.

“Kami telah merancang sistem perlindungan berlapis agar respons terhadap potensi bahaya dapat dilakukan dari berbagai sisi,” jelas Asep.

Sebagai bagian dari upaya memastikan keandalan sistem dan kesiapan personel, KPB rutin melaksanakan latihan tanggap darurat di area RFCC Complex. Simulasi dilakukan dengan skenario insiden kompresor gas bertekanan tinggi, mencakup pemadaman kebakaran hingga evakuasi korban.

“Simulasi ini penting untuk menguji kecepatan respons tim dan memastikan bahwa integrasi seluruh sistem keselamatan berjalan optimal. Mengingat area RFCC akan menjadi pusat peningkatan profitabilitas kilang, keselamatan menjadi hal yang tak bisa ditawar,” tambah Asep.

Penguatan sistem keselamatan ini juga merupakan bagian dari penerapan Process Safety Asset Integrity Management System (PSAIMS) yang bertujuan untuk menjamin keandalan aset dan keselamatan proses secara berkelanjutan. Langkah ini selaras dengan target peningkatan kapasitas produksi kilang dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel per hari.

“Dengan sistem keselamatan terintegrasi yang mengacu pada standar internasional, kami berkomitmen untuk menjaga keselamatan pekerja, memastikan pengoperasian awal kilang berjalan andal, serta melindungi lingkungan sekitar,” tutup Asep.

Diharapkan, pengoperasian awal RFCC Complex ini dapat mempercepat tercapainya manfaat ekonomi dari RDMP Balikpapan melalui produksi produk bernilai tinggi dari residu minyak, sekaligus meningkatkan daya saing industri hilir migas nasional. (man)