Balikpapan Perkuat Penanganan Kasus Kekerasan Anak untuk Pertahankan Predikat Kota Layak Anak

Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan semakin memperkuat komitmennya dalam melindungi hak-hak anak, terutama melalui peningkatan kualitas penanganan kasus kekerasan terhadap anak. Upaya ini tidak hanya difokuskan pada perlindungan korban, tetapi juga menjadi modal penting bagi Balikpapan untuk mempertahankan predikat Kota Layak Anak (KLA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Heria Prisini, menjelaskan bahwa penilaian KLA tidak hanya dilihat dari rendahnya angka kasus kekerasan, tetapi lebih pada keseriusan dan ketuntasan dalam penanganan setiap laporan yang masuk.
“Kalau semua kasus bisa ditangani tuntas, itu poin pentingnya. Target kami bukan nol kasus, karena itu tidak realistis. Tapi targetnya adalah semua laporan tertangani dengan baik. Ini menjadi perhatian kami dalam upaya mempertahankan KLA,” ujarnya, Rabu (30/07).
Heria menegaskan bahwa Kota Layak Anak bukan berarti bebas dari masalah, tetapi pemerintah harus mampu merespons masalah dengan cepat, efektif, dan manusiawi. Oleh karena itu, berbagai mekanisme penanganan terus disiagakan, mulai dari layanan pengaduan, pendampingan hukum dan psikologis, hingga koordinasi lintas sektor untuk memastikan setiap laporan tidak berhenti di meja birokrasi.
“Kami ingin setiap anak korban kekerasan tahu ada sistem yang bekerja melindungi mereka. Tidak boleh ada kasus yang dibiarkan mengambang. Pemerintah harus hadir lewat penanganan kasus yang terjadi,” jelasnya.
Dalam proses evaluasi KLA, tim KemenPPPA tidak hanya menilai data statistik, tetapi juga sejauh mana pemerintah daerah mampu membangun sistem yang berpihak pada hak anak, mulai dari kebijakan, layanan, hingga pemulihan pasca kejadian.
DP3AKB Balikpapan melibatkan berbagai unsur, seperti sekolah, puskesmas, RT, dan kepolisian dalam membangun ekosistem perlindungan anak yang menyeluruh. Heria menekankan bahwa sinergi antarinstansi menjadi kunci agar tidak ada laporan yang terabaikan.
“Kami latih petugas di berbagai sektor untuk mengenali tanda-tanda kekerasan. Jika mereka bisa mendeteksi lebih awal, maka kita bisa mencegah dampak yang lebih besar,” tuturnya.
Selain itu, Heria juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ramah anak. Pemkot Balikpapan pun berkomitmen untuk terus mempertahankan status KLA utama yang sudah diraih selama ini. (ADV)