
PPU – Banyaknya tambak yang tidak lagi produktif akibat keterbatasan biaya rehabilitasi menjadi perhatian Wakil Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati. Ia mendorong pemerintah dan pelaku usaha perikanan untuk membuka lahan tambak baru sebagai solusi, namun dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
Menurut Sujiati, potensi lahan tambak di PPU masih besar, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Di sisi lain, banyak tambak lama tidak dapat difungsikan kembali karena kondisi infrastruktur yang rusak dan membutuhkan dana besar untuk perbaikan.
“Kalau memang tujuannya menambah produksi, ya harus ada pembukaan tambak baru. Tapi yang sudah ada pun masih banyak yang tidak bisa dimaksimalkan karena tidak mampu direhab,” ujar Sujiati, Jumat (2/5/2025).
Ia menegaskan, ekspansi tambak harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Khususnya, pembukaan lahan baru tidak boleh mengorbankan ekosistem mangrove yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam dan mendukung kehidupan biota laut.
“Jangan sampai pembukaan tambak justru merusak mangrove. Itu penting sekali. Mangrove bukan hanya pelindung alam, tapi juga tempat hidup biota seperti kepiting,” katanya.
Bahkan, menurut Sujiati, keberadaan mangrove bisa memberikan nilai ekonomi tambahan. Kepiting yang hidup di kawasan tersebut memiliki nilai jual tinggi, sehingga menjaga mangrove juga berarti menjaga sumber penghasilan tambahan.
Dengan pendekatan berkelanjutan, Sujiati berharap pembukaan tambak baru di PPU bisa berjalan paralel dengan upaya pelestarian lingkungan, agar petambak dapat memperoleh manfaat ekonomi jangka panjang.(ADV)