Ramadan Jadi Momentum Eratkan Sinergi Pemkab Kukar dan Kesultanan Kutai

CAPTION: Bupati Kukar, Edi Damansyah, bersama Sultan Kutai Kartanegara, Aji Muhammad Arifin buka puasa bersama. (Ist)
TENGGARONG – Momentum Ramadan menjadi ajang penguatan sinergi antara Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dalam menjaga harmoni, melestarikan budaya, dan memperkuat stabilitas daerah.
Hal ini tercermin dalam acara buka puasa bersama yang berlangsung di Kedaton Kutai Kartanegara, Sabtu (15/3/2025).
Acara ini dihadiri oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah, bersama Sultan Kutai Kartanegara, Aji Muhammad Arifin, serta tokoh masyarakat dan jajaran pemerintahan.
Selain menjadi momen silaturahmi dalam suasana Ramadan, acara ini juga menandai kepulangan Sultan Aji Muhammad Arifin setelah menunaikan ibadah umrah.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Bupati Edi Damansyah untuk menegaskan kembali peran Kesultanan Kutai sebagai penjaga budaya, sejarah, dan stabilitas sosial di Kukar.
“Kesultanan Kutai memiliki peran besar dalam menjaga adat, budaya, dan stabilitas sosial di daerah ini. Pemerintah Kabupaten Kukar sangat mengapresiasi hubungan erat dengan kesultanan, yang terus bersinergi dalam membangun daerah,” ujar Edi Damansyah.
Dalam sambutannya, Bupati Edi menekankan bahwa pembangunan daerah tidak hanya berfokus pada infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga harus memperhatikan pelestarian budaya dan nilai-nilai kearifan lokal.
“Kesultanan Kutai adalah bagian penting dari sejarah dan identitas kita. Pemerintah akan terus berkolaborasi dengan kesultanan dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk pelestarian budaya dan pendidikan,” tambahnya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan momentum Ramadan sebagai waktu untuk mempererat kebersamaan.
Nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan oleh leluhur harus tetap menjadi pegangan dalam kehidupan sosial dan pemerintahan.
“Di tengah modernisasi, kita harus tetap menjaga jati diri dan nilai-nilai budaya yang sudah diwariskan turun-temurun. Ini adalah bagian dari pembangunan karakter masyarakat Kukar,” jelasnya.
Mewakili Kesultanan Kutai, Heriansyah menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bupati Kukar dan jajaran pemerintah daerah dalam acara ini.
Ia menegaskan bahwa hubungan baik antara Kesultanan dan Pemerintah Kabupaten Kukar harus terus terjalin guna menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan kerja sama yang telah terjalin antara Kesultanan Kutai dan Pemerintah Kabupaten Kukar. Semoga kebersamaan ini terus terjaga dan semakin mempererat hubungan antara masyarakat, pemerintah, dan kesultanan,” ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan Kesultanan Kutai bukan hanya simbol budaya, tetapi juga sebagai penjaga harmoni sosial yang berkontribusi dalam membangun daerah.
Kesultanan Kutai Kartanegara selama ini telah aktif berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan, terutama dalam aspek sosial dan kebudayaan.
Beberapa bentuk kolaborasi yang telah terjalin antara Pemkab Kukar dan Kesultanan Kutai meliputi Pelestarian Budaya dan Tradisi.
Kesultanan Kutai secara aktif mendukung berbagai festival budaya, termasuk Erau sebagai warisan budaya yang telah dikenal hingga tingkat internasional.
Kolaborasi dengan pemerintah dalam revitalisasi situs bersejarah dan peningkatan edukasi sejarah lokal di kalangan generasi muda.
Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Budaya. Kesultanan Kutai turut mendorong pendidikan berbasis budaya lokal dengan menyusun kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah Kukar.
Pembangunan Sosial dan Keagamaan. Kesultanan aktif dalam berbagai kegiatan sosial seperti bantuan kemanusiaan, penguatan nilai-nilai keagamaan, serta dukungan terhadap pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Selain mempererat silaturahmi, buka puasa bersama ini juga memiliki makna strategis dalam menjaga persatuan dan harmoni sosial di Kukar.
Bupati Edi Damansyah mengajak masyarakat untuk tetap bersatu dan mengedepankan nilai-nilai persaudaraan, terutama di tengah berbagai tantangan sosial yang ada.
“Dinamika dalam kehidupan sosial pasti ada, tetapi jangan sampai mengikis persaudaraan kita. Kita harus menjaga persatuan dan kebersamaan untuk Kukar yang lebih baik dan lebih maju,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan pembangunan daerah tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada dukungan dari semua elemen masyarakat, termasuk Kesultanan Kutai dan para tokoh adat serta agama.
“Mari kita jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperkuat kebersamaan, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam membangun daerah. Pemerintahan yang kuat harus berjalan berdampingan dengan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan turun-temurun,” ujarnya.
Dengan sinergi yang semakin kuat antara Pemerintah Kabupaten Kukar dan Kesultanan Kutai, diharapkan Kukar dapat terus berkembang dalam aspek budaya, sosial, dan ekonomi, tanpa kehilangan identitas lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Acara buka puasa bersama ini menjadi bukti nyata bahwa harmoni antara tradisi dan modernitas dapat berjalan berdampingan, menciptakan masyarakat yang maju tanpa meninggalkan akar budaya yang telah menjadi bagian dari sejarah panjang Kutai Kartanegara.(*)