Balikpapan kesatuan bangsa

Tokoh Masyarakat Didorong Jadi Penggerak Demokrasi Partisipatif di Balikpapan

Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan kembali menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam memperkuat kualitas demokrasi di tingkat lokal. Pesan tersebut disampaikan dalam kegiatan “Sosialisasi Pendidikan Politik” yang digelar di Aula Kantor Kecamatan Balikpapan Timur, Kamis (31/07), dengan tema “Peran Strategis Tokoh Masyarakat dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi Daerah”.

Acara ini menghadirkan narasumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan dan Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Pesertanya terdiri dari tokoh masyarakat dari berbagai kelurahan, perwakilan pemerintah kecamatan, serta jajaran Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Balikpapan.

Kepala Badan Kesbangpol Kota Balikpapan, Sutadi, menyampaikan bahwa demokrasi yang sehat hanya dapat terwujud dengan keterlibatan aktif masyarakat. Menurutnya, tokoh masyarakat memiliki kedekatan langsung dengan warga dan karenanya sangat berpengaruh dalam membentuk pemahaman politik yang bijak di lingkungan masing-masing.

“Mari bersama membangun demokrasi yang partisipatif, cerdas, dan berkualitas. Tokoh masyarakat punya pengaruh kuat di lingkungannya. Mereka bisa menjadi penggerak agar warga tidak sekadar ikut memilih, tapi juga memahami arti penting demokrasi,” ujar Sutadi.

Ia menambahkan, partisipasi publik harus hadir dalam setiap tahapan pemilu, bukan hanya pada hari pemungutan suara. Dalam konteks ini, tokoh masyarakat dinilai mampu mengurangi apatisme politik dan mendorong keterlibatan aktif warga. Karena itu, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk menyediakan ruang pendidikan politik yang berkelanjutan, bukan sekadar seremonial menjelang pemilu.

“Pendidikan politik harus menjadi proses berkelanjutan. Tokoh masyarakat bisa memberi contoh sikap demokratis dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari musyawarah hingga penyelesaian masalah secara damai,” jelas Sutadi.

Sutadi menilai forum seperti ini bukan sekadar ajang penyampaian materi, tetapi juga menjadi wadah diskusi. Dalam sesi dialog, para tokoh masyarakat menyampaikan berbagai tantangan yang mereka hadapi di lapangan, mulai dari rendahnya literasi politik di kalangan warga hingga penyebaran informasi menyesatkan yang kerap muncul di media sosial.

“Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak. Mulai dari KPU, pemerintah kecamatan, hingga tokoh masyarakat. Tujuannya jelas, agar pendidikan politik benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kita tidak ingin masyarakat hanya menjadi lumbung suara saat pemilihan,” tegasnya.

Sutadi berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk mempertegas posisi tokoh masyarakat sebagai penghubung antara pemerintah dan warga. Dengan keterlibatan aktif tokoh-tokoh lokal, diharapkan demokrasi di Balikpapan semakin matang, partisipasi politik meningkat, dan masyarakat memiliki kesadaran politik yang lebih baik. (deb)