Dasawisma RT 26 Jadi Rujukan Praktik Baik, Saloloang Belajar Program Unggulan Hingga Sistem Gerak PKK

BALIKPAPAN – Keberhasilan Dasawisma RT 26 Kelurahan Gunung Sari Ilir (GSI), Balikpapan Tengah, kembali menarik perhatian daerah lain untuk berguru. Jumat (…), Kelurahan Saloloang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara melakukan Studi Tiru untuk menyerap secara langsung pola kerja, strategi pemberdayaan, serta inovasi program yang selama ini turut mengantarkan Dasawisma ini meraih berbagai prestasi.
Rombongan yang terdiri dari Ketua PKK Kelurahan dan delapan anggota Dasawisma Saloloang tersebut disambut oleh Ketua TP-PKK Kecamatan Balikpapan Tengah Dian Fitria Yunita Ariefdah bersama jajaran Kelurahan Gunung Sari Ilir, LPM, pengurus PKK Kelurahan, Ketua RT 26, dan kader Dasawisma setempat.
Bukan sekadar kunjungan silaturahmi, kegiatan ini berlangsung dengan format belajar langsung di lapangan. Rombongan mempelajari bagaimana Dasawisma RT 26 mengelola program dari tingkat rumah tangga, membangun kolaborasi lintas unsur, hingga mempertahankan konsistensi kegiatan sehingga tetap produktif dan berprestasi.
“Kami merasa terhormat dapat menerima teman-teman dari Saloloang yang ingin belajar. Ini bukti bahwa kerja kader di lapangan memiliki dampak nyata sehingga layak dijadikan contoh,” ucap Dian Fitria Yunita Ariefdah.
Ia menambahkan, studi tiru seperti ini menjadi ruang pertukaran ide yang saling menguatkan. Tidak hanya tamu yang mendapatkan referensi, tuan rumah pun memperoleh energi baru untuk terus berinovasi.
“Saya berharap kunjungan ini tidak hanya membawa pengetahuan untuk Saloloang, tetapi juga memantik semangat kader RT 26 agar terus kreatif, inovatif, dan bergerak lebih dinamis,” lanjutnya.
Daya tarik Dasawisma RT 26 bukan hanya terletak pada torehan prestasi, namun juga pada keberhasilan mereka menggerakkan UPPK, mengelola potensi keluarga, serta merangkai kegiatan produktif berbasis pembinaan masyarakat. Model ini diharapkan dapat direplikasi atau dikembangkan secara lebih luas di wilayah lain.
Pertemuan dalam format studi tiru ini memperlihatkan bagaimana ilmu lapangan kerap menjadi pelajaran paling efektif. Keteladanan nyata lebih mudah ditiru dan dikembangkan, membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antarwilayah dan antar-PKK.
(Deb)




