
Balikpapan – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan terus memperluas keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Dalam program ini, tokoh masyarakat, kader posyandu, dan keluarga menjadi elemen utama untuk memperkuat perilaku hidup bersih, pola asuh sehat, serta akses sanitasi yang layak.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala DP3AKB Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, mengatakan bahwa pencegahan stunting membutuhkan kekuatan kolektif. Intervensi teknis, seperti pemberian makanan bergizi, tidak akan cukup tanpa dukungan masyarakat yang memahami peran masing-masing dalam upaya ini.
“Pencegahan stunting tidak bisa hanya bertumpu pada intervensi medis atau pemberian makanan bergizi. Dibutuhkan kolaborasi semua pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga lintas sektor pemerintah,” ujar Nursyamsiarni, Selasa (18/11).
Nursyamsiarni menjelaskan bahwa DP3AKB meningkatkan pendekatan berbasis komunitas dengan melibatkan tokoh masyarakat sebagai penggerak perubahan perilaku. Peran tokoh masyarakat dinilai penting karena mereka memiliki pengaruh besar dalam membuka ruang komunikasi yang lebih dekat dengan warga, terutama dalam memberikan edukasi terkait sanitasi dan pola hidup bersih.
“Kami mengajak tokoh masyarakat untuk aktif mengedukasi warganya. Mereka memiliki pengaruh besar dalam mengubah pola pikir dan kebiasaan sehari-hari. Jadi, mereka kami libatkan dalam edukasi kepada warga setempat,” jelasnya.
Selain itu, Nursyamsiarni juga menekankan bahwa keluarga memegang peran paling vital dalam mencegah stunting. Ia menyebutkan bahwa keluarga adalah lingkungan pertama yang menentukan kualitas makanan, pola asuh, serta kebersihan tempat anak tumbuh. Oleh karena itu, ia mendorong orang tua untuk disiplin dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan memastikan akses sanitasi yang baik di rumah.
“Keluarga harus memahami bahwa pola asuh sehat dan lingkungan yang bersih adalah fondasi utama pencegahan stunting. Kami mendorong orang tua untuk disiplin menerapkan perilaku hidup bersih dan memastikan akses sanitasi yang baik,” tuturnya.
Dengan pendekatan kolaboratif ini, DP3AKB berharap angka stunting di Balikpapan dapat terus menurun secara signifikan. Program ini diharapkan tidak hanya menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan kesehatan, tetapi juga lebih mandiri dalam menjaga tumbuh kembang anak-anak mereka. Nursyamsiarni berharap strategi yang melibatkan berbagai unsur masyarakat ini bisa menjadikan pencegahan stunting sebagai gerakan bersama yang berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan semua pihak bergerak bersama. Pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama demi masa depan anak Balikpapan yang lebih sehat dan berkualitas,” tambahnya. (deb)




