LAYAK ANAK

Balikpapan Gencarkan Gerakan “Read Aloud” untuk Perkuat Literasi dan Kedekatan Keluarga

Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan kembali mendorong penguatan literasi keluarga melalui gerakan “Read Aloud” atau membaca nyaring. Program ini mengajak orang tua membangun momen berkualitas bersama anak lewat aktivitas membaca rutin yang menyenangkan, penuh interaksi, dan sarat kehangatan.

Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, menegaskan bahwa Read Aloud bukan sekadar kegiatan membaca, tetapi salah satu cara mempererat hubungan emosional antara anak dan orang tua.

“Read Aloud menghadirkan kebersamaan. Membaca bersama menciptakan kenangan yang anak bawa hingga dewasa. Orang tua harus hadir dalam tumbuh kembang anak. Jangan semua pada sibuk masing-masing,” ujarnya, Jumat (14/11).

Membaca Nyaring, Kecil Namun Berdampak Besar

Menurut Nursyamsiarni, aktivitas membaca bersama menjadi bagian penting dari kampanye literasi. Interaksi langsung saat membaca membantu anak merasa dihargai, diperhatikan, dan dicintai. Metode membaca nyaring juga terbukti meningkatkan kemampuan berbahasa, memperkaya imajinasi, serta mempercepat pemahaman cerita.

Ketika orang tua membacakan buku dengan suara ekspresif, anak lebih mudah mengikuti alur cerita dan mengenali kosakata baru.
“Kami mendorong orang tua menyediakan waktu khusus untuk membaca setiap hari. Kegiatan sederhana ini memiliki dampak besar pada kemampuan komunikasi anak,” jelasnya.

Diterapkan Hingga Sekolah: PAUD, TK dan SD

Program Read Aloud di Balikpapan juga menyasar satuan pendidikan seperti PAUD, TK dan SD sebagai bagian dari gerakan literasi daerah. Para guru didorong menggunakan teknik membaca nyaring di kelas agar siswa terbiasa mendengar bacaan yang hidup dan menarik.

Menurut Nursyamsiarni, membaca bersama juga memperkuat ikatan emosional dalam keluarga.
“Ketika anak merasa dekat dengan orang tua, ia akan bahagia. Membaca bersama menciptakan ruang komunikasi yang sehat—tempat anak berani bercerita, bertanya dan mengungkapkan pikiran,” tuturnya.

Menjadikan Membaca sebagai Budaya Keluarga

DP3AKB berharap gerakan Read Aloud dapat berjalan berkelanjutan. Pemerintah berencana memperluas kolaborasi dengan sekolah, komunitas literasi, serta para pendamping keluarga agar kegiatan membaca dapat terintegrasi ke dalam rutinitas masyarakat.

“Kami ingin literasi menjadi budaya. Orang tua perlu menjadikan membaca sebagai tradisi keluarga, bukan hanya tugas sekolah,” pungkas Nursyamsiarni.

Dengan penguatan gerakan Read Aloud, Balikpapan menegaskan komitmennya membangun generasi yang lebih cerdas, komunikatif, dan memiliki hubungan keluarga yang harmonis. (deb)