LAYAK ANAK

DP3AKB Balikpapan Perkuat Pendampingan Keluarga untuk Cegah Stunting

Balikpapan – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan semakin intensif memperkuat pendampingan kepada keluarga sebagai bagian dari strategi utama untuk menurunkan angka stunting. Pendampingan ini menempatkan keluarga sebagai pihak yang paling berperan dalam memastikan pemenuhan gizi sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala DP3AKB Balikpapan, Nursyamsiarni D. Larose, menjelaskan bahwa pencegahan stunting hanya akan efektif jika melibatkan peran aktif keluarga. Ia mengatakan bahwa DP3AKB kini mengubah pendekatan pendampingan menjadi lebih terstruktur, berkelanjutan, dan lebih menyentuh langsung kebutuhan setiap keluarga di lapangan.

“Kami meningkatkan pendampingan secara intensif karena keluarga adalah garda terdepan dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan anak. Pencegahan stunting harus dimulai dari rumah, dan itu adalah fokus utama kami,” ujar Nursyamsiarni, Senin (24/11).

Nursyamsiarni menjelaskan bahwa pendampingan yang diberikan tidak hanya berfokus pada edukasi gizi semata, tetapi juga menyasar perubahan perilaku, pemantauan rutin, dan penanganan dini bagi keluarga yang berisiko tinggi. Ia menegaskan bahwa pencegahan stunting seharusnya dimulai sejak masa kehamilan, bukan setelah anak lahir.

“Kami mendorong keluarga untuk memberikan asupan bergizi sejak masa kehamilan. Anak yang berusia nol hingga dua tahun juga harus mendapatkan pemantauan tumbuh kembang secara teratur. Dua fase inilah yang sangat menentukan masa depan anak,” jelasnya.

Untuk memperkuat program ini, DP3AKB terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, seperti kader posyandu, penyuluh keluarga berencana, tenaga kesehatan, dan perangkat kelurahan. Kolaborasi ini bertujuan untuk membangun sistem pendampingan yang responsif, terutama bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi dan akses layanan kesehatan.

Nursyamsiarni menekankan bahwa pencegahan stunting membutuhkan konsistensi dan komitmen jangka panjang. Oleh karena itu, DP3AKB memastikan setiap keluarga yang berada dalam kategori rawan stunting mendapat kunjungan berkala, pemantauan gizi, serta dukungan informasi yang mudah dipahami.

“Kami ingin memastikan tidak ada keluarga yang berjalan sendiri dalam menghadapi persoalan gizi. Penguatan pendampingan ini adalah komitmen kami untuk mencapai target penurunan stunting bersama-sama,” lanjutnya.

Sebagai bagian dari upaya ini, Nursyamsiarni mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung gerakan pencegahan stunting. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif yang akan mempercepat perubahan yang lebih signifikan di masyarakat.

“Kami berharap masyarakat semakin memahami bahwa stunting bisa dicegah. Mari bersama-sama menjaga masa depan anak-anak Balikpapan dengan memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi,” tutupnya.

Melalui langkah-langkah yang terencana dan kolaboratif ini, DP3AKB Balikpapan berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat, sekaligus mengurangi prevalensi stunting di Kota Balikpapan. (deb)