ADV PEMKAB KUKAR Kutai Kartanegara

Program Pangan Bergizi Sukses Turunkan Stunting 80 Persen di Lebak Cilong

CAPTION: Kegiatan posyandu dan program pemberian makanan tambahan bagi balita — langkah nyata Desa Lebak Cilong dalam menurunkan angka stunting hingga 80 persen.

TENGGARONG – Keberhasilan luar biasa dicatat oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Lebak Cilong, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Melalui kerja kolaboratif lintas sektor, angka stunting berhasil ditekan hingga 80 persen, menjadikan desa ini sebagai salah satu contoh nyata penerapan strategi penanganan terpadu di tingkat akar rumput.

Kepala Desa Lebak Cilong, Humaidi, menegaskan capaian tersebut bukan hasil kebetulan, melainkan buah dari kerja konsisten dan perencanaan matang yang melibatkan berbagai unsur masyarakat desa.

“Intervensi kami fokus pada pemberian makanan tambahan untuk balita, lalu dilanjutkan dengan koordinasi intensif bersama kader posyandu, PKK, hingga aparatur desa. Semua bergerak bersama dengan komitmen yang sama,” ucap Humaidi, Jumat (12/9/2025).

Langkah penanganan dimulai sejak awal tahun dengan pemetaan kasus gizi buruk di setiap dusun.

Setelah data diperoleh, Pemdes bersama kader kesehatan menyalurkan makanan tambahan bergizi secara rutin, disertai pemeriksaan kesehatan balita setiap bulan di posyandu.

Tak berhenti di situ, Pemdes Lebak Cilong juga menggelar rapat koordinasi tingkat kecamatan sebelum melaksanakan rembuk stunting.

Pertemuan tersebut bertujuan menyatukan visi dan strategi agar program penanganan lebih terarah dan berdampak nyata di lapangan.

“Rapat koordinasi itu penting supaya semua pihak satu pandangan. Kalau kerja sendiri-sendiri, hasilnya pasti tidak maksimal,” terang Humaidi.

Selain intervensi gizi bagi anak-anak, perhatian besar juga diberikan kepada ibu hamil sebagai kelompok berisiko tinggi.

Pemeriksaan rutin kandungan, pemberian suplemen, dan edukasi gizi menjadi fokus utama untuk mencegah munculnya kasus stunting baru sejak masa kehamilan.

“Risiko terbesar justru datang dari masa kehamilan. Karena itu, pemeriksaan rutin bagi ibu hamil terus kami lakukan agar bisa mendeteksi potensi stunting lebih awal,” tambahnya.

Keberhasilan ini, kata Humaidi, akan segera dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Kukar sebagai bentuk pertanggungjawaban sekaligus bahan evaluasi untuk memperkuat program serupa di wilayah lain.

Ia menegaskan bahwa stunting bukan hanya urusan kesehatan, tetapi juga soal masa depan generasi desa.

“Stunting bukan hanya urusan desa, tapi tugas bersama. Dengan kerja sama dan sinergi lintas sektor, penanganannya bisa berjalan efektif dan berkelanjutan,” tegasnya.

Upaya penanganan stunting di Lebak Cilong kini diarahkan untuk menjaga keberlanjutan hasil.

Pemerintah desa tengah menyiapkan program lanjutan berupa dapur sehat dan kebun gizi guna memastikan pasokan pangan bergizi tetap terjaga sepanjang tahun.

Langkah terpadu itu membuat Lebak Cilong kini menjadi contoh inspiratif desa sehat di Kukar, membuktikan bahwa dengan komitmen, data yang akurat, dan kerja sama masyarakat, masalah stunting dapat ditekan secara signifikan.