Sinergi Berhasil! Program Pemkab Kukar Turunkan Angka Kemiskinan Hingga 7,28 Persen

*CAPTION: ILUSTRASI- Kawasan padat penduduk di Kukar.
TENGGARONG- Jumlah penduduk miskin di Kutai Kartanegara (Kukar) pada tahun 2024 berkurang sebanyak 1.857 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023, jumlah warga miskin tercatat sebanyak 60.857 jiwa, sementara pada 2024 angka tersebut menurun menjadi 59.000 jiwa.
Penurunan ini juga tercermin dari persentase tingkat kemiskinan yang menurun dari 7,61 persen pada tahun 2023 menjadi 7,28 persen pada tahun 2024.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyebut pencapaian ini sebagai bukti keberhasilan berbagai program pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Penurunan angka kemiskinan ini adalah hasil nyata dari kerja keras dan sinergi berbagai pihak dalam mengimplementasikan program-program pengentasan kemiskinan. Ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang kami ambil telah berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” katanya, Senin (3/3/2025).
Keberhasilan ini tidak lepas dari sejumlah program strategis yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Kukar.
Program tersebut mencakup pemberian bantuan sosial yang terarah, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan, peningkatan akses pendidikan, dan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga kurang mampu.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat sektor ekonomi kerakyatan dengan memberikan dukungan bagi petani, nelayan, dan pelaku UMKM.
Bantuan berupa alat produksi, pelatihan, serta akses permodalan diberikan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat.
“Kami memastikan bahwa bantuan dan program yang dijalankan tepat sasaran, dengan fokus pada masyarakat yang paling membutuhkan,” tambah Edi.
Keberhasilan dalam menurunkan angka kemiskinan ini juga berkat penggunaan data terintegrasi dari BPS dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Dengan data yang akurat, pemerintah dapat menentukan prioritas bantuan dan program pengembangan masyarakat.
“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi, termasuk perangkat desa dan komunitas lokal, dalam mewujudkan penurunan angka kemiskinan ini,” ujar Edi.
Meski pencapaian ini patut diapresiasi, Edi mengakui masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti ketimpangan ekonomi di wilayah pedalaman dan dampak inflasi yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Untuk itu, pemerintah telah menetapkan target untuk menurunkan tingkat kemiskinan hingga di bawah 7 persen pada tahun 2025.
Beberapa langkah konkret yang akan dilakukan meliputi peningkatan program padat karya, pengembangan pendidikan vokasi, dan penguatan infrastruktur di daerah terpencil.
“Kami berkomitmen untuk terus bekerja keras dan memastikan bahwa semua program berjalan efektif demi kesejahteraan masyarakat Kukar,” tegas Edi.
Pencapaian ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat Kukar yang merasakan langsung dampak positif dari program pemerintah.
Ahmad, seorang petani di Kecamatan Loa Kulu, menyampaikan bahwa bantuan pupuk dan pelatihan pertanian telah meningkatkan hasil panennya.
“Bantuan dari pemerintah benar-benar membantu. Hasil panen saya meningkat, sehingga pendapatan keluarga kami juga lebih baik,” ungkap Ahmad. (*)